CALIFORNIA – Era kunci mobil tradisional tampaknya akan segera berakhir. Tesla, pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat, kembali membuat gebrakan dengan menghilangkan kebutuhan kunci konvensional pada Model 3 sedan. Kini, pemilik mobil cukup mengandalkan smartphone untuk mengakses dan mengoperasikan kendaraan.
Fitur canggih ini memungkinkan pengguna untuk membuka kunci pintu, menyalakan mesin, dan mengontrol berbagai fungsi kendaraan lainnya langsung dari smartphone yang telah terhubung secara otomatis. Tidak hanya itu, pengemudi juga bisa menikmati musik favoritnya melalui sistem infotainment mobil hanya dengan sentuhan di layar ponsel.
Namun, bagaimana jika baterai smartphone habis? Tesla telah mengantisipasinya dengan NFC Key Card. Kartu ini, yang berukuran seperti kartu kredit, memungkinkan pengguna untuk tetap mengakses mobil dengan menempelkannya pada pilar B pintu untuk membuka kunci. Untuk menyalakan mesin, pengemudi hanya perlu duduk di kursi pengemudi dan kendaraan akan mengenali keberadaan NFC Key Card di dompet. Kartu ini juga bisa digunakan untuk keperluan valet parking, di mana pemilik dapat mengatur batasan fungsi yang bisa diakses oleh petugas parkir.
Inovasi Tesla pada Model 3 ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus menghadirkan teknologi terdepan di dunia otomotif. Dengan menghilangkan kunci tradisional, Tesla membuat pengalaman berkendara menjadi lebih modern dan praktis.
Tantangan di Indonesia
Meskipun teknologi yang ditawarkan Tesla sangat menggoda, mobil listrik ini masih menghadapi tantangan besar di Indonesia. Saat ini, Tesla masuk ke Indonesia melalui Importir Umum (IU), dan belum ada dukungan infrastruktur yang memadai, terutama dalam hal pengisian baterai. Minimnya stasiun pengisian daya publik membuat pemilik mobil listrik kesulitan untuk melakukan perjalanan jauh. Akibatnya, mobil listrik seperti Tesla lebih banyak dibeli oleh para kolektor atau sebagai kendaraan sekunder.
Fungsi mobil listrik sebagai alat transportasi harian atau komuter masih sangat berisiko di Indonesia. Kekhawatiran akan kehabisan daya di tengah jalan masih menjadi penghalang utama bagi banyak orang untuk beralih ke mobil listrik. Kondisi ini membuat adopsi mobil listrik di Indonesia berjalan lebih lambat dibandingkan negara-negara lain yang sudah memiliki infrastruktur pengisian daya yang memadai.
Dengan demikian, meskipun Tesla Model 3 menawarkan inovasi dan kemudahan yang luar biasa, tantangan infrastruktur di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar mobil listrik dapat diterima dan berkembang secara luas.