Jakarta – Jalan raya yang seharusnya menjadi ruang publik yang aman kini justru menjadi arena yang menakutkan. Aksi kejahatan jalanan semakin berani, bahkan tak lagi mengenal waktu dan tempat. Para pelaku tak segan melancarkan aksinya di siang bolong, di tengah keramaian lalu lintas, menargetkan pengemudi yang lengah.
Fenomena ini bukan lagi cerita fiksi. Sebuah video viral yang diunggah di media sosial menjadi bukti nyata betapa kebrutalan aksi jalanan telah meresahkan masyarakat. Dalam video tersebut, seorang pengemudi mobil menjadi korban amukan tiga pemuda bermotor. Gara-gara aksi salip menyalip yang berujung pada penganiayaan dan ancaman. Kaca mobil dipukul, pengemudi diteror, hingga harus berteriak meminta bantuan. Kejadian ini seolah menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih waspada dan mengambil langkah antisipatif.
Pakar transportasi dan hukum, Budiyanto, memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Ia menekankan bahwa kejahatan selalu terjadi karena adanya niat dan kesempatan. Oleh karena itu, langkah pencegahan adalah kunci utama. "Hindari memamerkan barang-barang mewah yang bisa menarik perhatian penjahat," ujarnya.
Penggunaan kaca film gelap yang direkomendasikan juga menjadi salah satu solusi yang efektif. Kaca film dengan tingkat kegelapan yang tepat dapat menyulitkan pelaku untuk melihat ke dalam mobil dan mengidentifikasi target. Budiyanto merekomendasikan persentase kegelapan kaca film sebagai berikut: 20-40 persen untuk kaca depan, serta 40-60 persen untuk kaca belakang dan samping. "Jangan gunakan kaca film transparan," tegasnya.
Selain itu, fitur-fitur keamanan modern pada mobil juga dapat dimaksimalkan. Kamera dasbor (dashcam) menjadi saksi bisu yang dapat merekam setiap kejadian di sekitar mobil, yang nantinya dapat digunakan sebagai bukti jika terjadi hal yang tidak diinginkan, baik kecelakaan lalu lintas maupun tindak kejahatan. Fitur panic button atau alarm mobil juga dapat menjadi opsi untuk memberikan sinyal bahaya dan menarik perhatian orang di sekitar.
Namun, Budiyanto mengingatkan bahwa penggunaan alat-alat pertahanan diri seperti semprotan merica atau alat setrum tidak diperbolehkan. "Alat-alat seperti itu berpotensi disalahgunakan dan belum ada aturan hukum yang mengaturnya," jelasnya.
Selain mengoptimalkan fitur keamanan kendaraan, pengemudi juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. Selalu perhatikan rute perjalanan, hindari melintasi jalan yang sepi sendirian, dan usahakan untuk selalu berkelompok. Jika melihat gelagat mencurigakan atau tanda-tanda akan terjadi kejahatan, segera berhenti di tempat ramai atau melapor ke kantor polisi terdekat.
Kejahatan jalanan adalah ancaman nyata yang tidak boleh dianggap remeh. Dengan meningkatkan kewaspadaan, mengambil langkah-langkah pencegahan, dan memanfaatkan teknologi keamanan yang ada, kita dapat meminimalkan risiko menjadi korban. Jangan biarkan aksi koboi jalanan mengintimidasi kita. Jadilah pengemudi yang cerdas dan waspada demi keselamatan diri dan orang-orang yang kita cintai.