Harga bahan bakar minyak (BBM) yang kerap berubah-ubah memang bikin pusing. Di saat harga bensin melambung, keinginan untuk berhemat jadi prioritas. Muncul berbagai solusi instan, mulai dari aditif hingga alat penghemat BBM, yang diklaim bisa bikin irit. Tapi, benarkah klaim tersebut? Mari kita bedah satu per satu.

Aditif dan Alat Penghemat BBM: Antara Harapan dan Fakta

Banyak beredar di pasaran aditif atau alat penghemat BBM yang menjanjikan konsumsi bensin lebih irit dan tenaga mesin meningkat. Alat-alat ini tersedia di toko konvensional maupun platform belanja online. Namun, perlu diingat, hingga saat ini belum ada riset akademis yang membuktikan keampuhan aditif atau alat penghemat BBM ini. Bahkan, pabrikan mobil (APM) pun tidak merekomendasikan penggunaan aditif atau alat penghemat jenis apa pun.

Klaim penghematan BBM hingga 50 persen seringkali terdengar sangat menggiurkan. Padahal, secara logika, tidak ada hubungan langsung antara penghematan bensin dengan peningkatan performa. Jika kita ingin hemat bensin, biasanya tarikan mobil akan terasa kurang responsif. Sebaliknya, jika ingin performa mesin lebih galak, konsekuensinya konsumsi bensin bisa sedikit lebih boros.

Penggunaan aditif, baik dalam bentuk pil atau cairan, justru berpotensi menimbulkan masalah baru. Aditif pil, jika tidak larut sempurna, bisa menyumbat saluran bahan bakar. Sementara aditif cairan, jika tidak tercampur rata, bisa membuat pembakaran tidak sempurna. Lebih parah lagi, beberapa aditif menggunakan bahan kimia seperti aseton yang justru bisa merusak lapisan tangki dan mesin dalam jangka panjang.

Volt Stabilizer: Benarkah Mendongkrak Performa?

Selain aditif, ada juga alat seperti volt stabilizer yang diklaim bisa meningkatkan tenaga dengan menstabilkan arus listrik. Pada dasarnya, volt stabilizer memang berupa capacitor bank yang menstabilkan arus dari aki. Alat ini memang bisa sedikit meningkatkan tenaga, tapi efeknya tidak signifikan dan tidak terlalu berpengaruh pada performa kendaraan.

Para mekanik modifikasi lebih merekomendasikan grounding atau regrounding kabel bodi. Pemasangan ground yang tepat terbukti lebih efektif menstabilkan arus listrik ke komponen seperti alternator, throttle body, atau ECU. Dibandingkan volt stabilizer, piggyback lebih diandalkan untuk memanipulasi sistem ECU demi meningkatkan performa mesin. Harganya pun hampir sama, namun piggyback memberikan hasil yang lebih signifikan.

Oktan Booster: Amankah?

Penggunaan octane booster juga tidak disarankan oleh pabrikan dan banyak bengkel. Namun, kita bisa meningkatkan performa mesin dengan mencampur bensin beroktan tinggi. Misalnya, kita bisa mencampur Pertalite (RON 90) dengan Pertamax Turbo (RON 98) dengan perbandingan 3:1 untuk mendapatkan RON sekitar 92.

Minyak Atsiri: Alternatif Alami?

Ada juga minyak atsiri yang diklaim bisa meningkatkan oktan. Hasil riset menunjukkan bahwa minyak atsiri mengandung oksigen dan struktur kimia yang bisa menyempurnakan pembakaran. Namun, peningkatan oktan yang dihasilkan tidak terlalu besar, hanya sekitar 0,4. Meski begitu, efeknya bisa dirasakan pada peningkatan torsi dan daya, serta berkurangnya konsumsi bahan bakar.

Cara Hemat BBM Tanpa Alat Ajaib

Daripada terpaku pada aditif dan alat yang belum terbukti, ada cara lain yang lebih efektif untuk menghemat BBM, yaitu:

  • Perawatan Rutin: Lakukan perawatan berkala seperti tune up untuk mengembalikan performa mesin. Pastikan filter udara bersih, throttle body bebas kerak, dan celah busi serta klep disetel dengan benar.
  • Gaya Berkendara: Hindari gaya berkendara agresif, seperti akselerasi mendadak. Gunakan fitur Eco Driving atau idle start stop jika ada di mobil Anda.
  • Pemilihan Oli: Gunakan oli mesin yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Tingkat kekentalan oli yang tepat akan membuat mesin bekerja lebih responsif sehingga tidak perlu menginjak gas dalam-dalam.

Kesimpulan

Menghemat BBM memang penting, tapi jangan mudah tergiur dengan solusi instan yang belum terbukti secara ilmiah. Lebih baik lakukan perawatan rutin, ubah gaya berkendara, dan pilih oli yang tepat. Dengan begitu, konsumsi bahan bakar bisa lebih efisien tanpa perlu menggunakan alat atau aditif yang belum tentu bermanfaat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini