SANMING, CHINA – Sebuah insiden mengkhawatirkan terjadi di kota Sanming, China Selatan, di mana sebuah mobil listrik meledak saat sedang dalam proses pengisian daya. Video amatir yang beredar memperlihatkan momen dramatis ketika mobil tersebut mengeluarkan asap, kemudian meledak dengan dahsyat. Meskipun merek mobil belum terkonfirmasi secara pasti, dugaan kuat mengarah pada salah satu model plug-in dari BAIC Group.
Kejadian ini bermula ketika pemilik mobil mulai mengisi daya di stasiun pengisian. Sesaat setelah konektor terpasang, asap mulai keluar dari mobil, memicu pemilik untuk segera menghubungi petugas pemadam kebakaran. Respons cepat petugas pemadam, yang menyemprotkan air ke bagian belakang mobil yang diduga tempat baterai, justru diikuti dengan ledakan keras. Akibat ledakan ini, panel bodi mobil seperti pintu dan bagasi terpental ke berbagai arah, menunjukkan betapa kuatnya daya ledakan tersebut.
Penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan pihak berwenang setempat. Namun, insiden ini memberikan beberapa pelajaran penting terkait keamanan mobil listrik:
1. Pentingnya Respons Cepat dan Tepat: Tindakan pemilik mobil yang segera melaporkan kejadian ke pemadam kebakaran patut diacungi jempol. Kecepatan respons ini sangat krusial dalam mencegah dampak yang lebih buruk. Selain itu, inisiatif petugas pemadam yang langsung menyemprotkan air pada baterai juga menjadi catatan penting. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dibanding penggunaan busa atau bahan kimia kering dalam mengatasi kebakaran baterai mobil listrik.
2. Manajemen Termal Baterai, Kunci Keamanan: Proses pengisian daya selalu menghasilkan panas. Jika terjadi malfungsi pada sistem pengisian atau pada baterai itu sendiri, panas berlebih dapat memicu insiden serius seperti yang terjadi di Sanming ini. Oleh karena itu, sistem manajemen termal baterai harus menjadi prioritas utama dalam desain dan manufaktur mobil listrik. Pendinginan yang efektif sangat krusial untuk menjaga keamanan dan stabilitas baterai.
3. Kesiapan Infrastruktur dan SOP Darurat: Insiden ini menggarisbawahi bahwa pengembangan mobil listrik tidak hanya sebatas pada produksi unit, regulasi, dan infrastruktur pengisian. Kesiapan infrastruktur pendukung, termasuk prosedur penanganan darurat, juga sangat penting. Petugas pemadam kebakaran harus memiliki pelatihan dan peralatan khusus untuk menghadapi insiden yang melibatkan mobil listrik. Protokol penanganan yang jelas dan teruji harus tersedia untuk semua pihak yang terlibat, dari petugas pemadam kebakaran, teknisi, hingga pengguna mobil listrik.
4. Regulasi dan Standarisasi: Keamanan mobil listrik menjadi perhatian utama, maka regulasi dan standarisasi yang ketat juga dibutuhkan. Hal ini mencakup standar baterai, sistem pengisian, dan penanganan darurat. Pemerintah dan otoritas terkait perlu memastikan bahwa semua mobil listrik yang beredar telah memenuhi standar keamanan yang berlaku.
Implikasi: Kejadian di Sanming ini menjadi pengingat penting bahwa adopsi mobil listrik adalah proses kompleks yang memerlukan persiapan matang. Bukan hanya soal teknologi, namun juga aspek keselamatan, infrastruktur, dan edukasi. Insiden ini juga bisa memengaruhi persepsi masyarakat terhadap mobil listrik, sehingga transparansi dalam investigasi dan langkah-langkah perbaikan sangatlah krusial. Kasus ini perlu menjadi perhatian serius agar adopsi mobil listrik tidak terhambat karena isu keamanan.