Jakarta – Suzuki Karimun, sebuah nama yang tak asing di telinga pencinta otomotif Tanah Air, telah menorehkan sejarah panjang selama lebih dari dua dekade. Mobil mungil ini, yang awalnya hadir sebagai city car, mengalami berbagai transformasi hingga akhirnya harus mengakhiri perjalanannya di pasar Indonesia. Mari kita telusuri kisah lengkapnya.
Generasi Pertama: Si Kotak yang Mencuri Hati
Pada tahun 1999, Suzuki memperkenalkan Karimun generasi pertama. Desainnya yang kotak, sederhana, namun fungsional, ternyata mampu memikat hati konsumen. Karimun hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mobil perkotaan yang praktis dan irit bahan bakar. Kabinnya yang lapang, dengan jarak kepala ke atap yang lega, memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang.
Dapur pacunya mengandalkan mesin 970 cc tiga silinder berkode F10A SOHC, yang menghasilkan tenaga 54 hp dan torsi 100 Nm. Meskipun tidak bertenaga besar, mesin ini cukup responsif untuk penggunaan sehari-hari di perkotaan. Karimun generasi pertama pun menjadi salah satu ikon mobil perkotaan di masanya.
Transformasi Menjadi Estilo: Sentuhan Modern yang Singkat
Memasuki tahun 2007, Suzuki melakukan perubahan besar pada Karimun. Tampilan kotak yang ikonik ditinggalkan, digantikan dengan desain yang lebih membulat dan imut. Lahirlah Karimun Estilo. Perubahan ini menandakan upaya Suzuki untuk mengikuti tren desain otomotif yang semakin modern.
Karimun Estilo hadir dengan lampu depan berbentuk setengah lingkaran dan lampu belakang memanjang. Interiornya pun mengalami sentuhan modern dengan setir palang tiga dan instrumen panel digital. Mesinnya juga ditingkatkan menjadi 1.061 cc empat silinder berkode F10D, yang menghasilkan tenaga 68 hp dan torsi 84 Nm.
Sayangnya, usia Karimun Estilo tidak panjang. Pada tahun 2012, Suzuki memutuskan untuk menghentikan penjualannya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk fokus pada segmen Low Cost Green Car (LCGC).
Kembali dengan Nama Wagon R: Era LCGC
Tidak lama setelah itu, Suzuki kembali menghadirkan Karimun, namun dengan wajah baru dan identitas berbeda. Pada tahun 2013, Karimun Wagon R lahir sebagai representasi Suzuki di kelas LCGC. Tampilannya sedikit banyak mengingatkan pada generasi pertama, namun dengan sentuhan modern di beberapa bagian.
Lampu depan lebih besar dan sedikit mengotak, dilengkapi foglamp, dan bumper yang lebih modern. Interiornya juga didesain lebih segar dengan tetap mempertahankan kesan lapang. Suzuki bahkan menghadirkan varian GS dengan tampilan yang lebih mewah melalui lampu utama proyektor dan gril yang lebih elegan.
Mesin yang digunakan adalah K10B berkapasitas 998 cc tiga silinder, yang menghasilkan tenaga 68 hp dan torsi 90 Nm. Pilihan transmisi pun tersedia, manual lima percepatan dan Auto Gear Shift (AGS).
Akhir Perjalanan di Indonesia
Persaingan di segmen LCGC yang semakin ketat, membuat Karimun Wagon R kesulitan untuk bersaing dengan para rivalnya. Akhirnya, Suzuki memutuskan untuk menghentikan penjualan Karimun Wagon R di Indonesia. Meski demikian, produksi mobil ini tetap berjalan di pabrik Suzuki di Bekasi, Jawa Barat, untuk memenuhi permintaan ekspor.
Harga Bekas yang Menggoda
Di pasar mobil bekas, Suzuki Karimun masih banyak dicari. Harga bekasnya pun cukup bervariasi, tergantung generasi dan kondisinya. Karimun generasi pertama lansiran 2002 bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp50 juta. Sementara Karimun Estilo keluaran 2007 dibanderol sekitar Rp70 juta.
Untuk Karimun Wagon R, harga bekasnya pun beragam. Varian GL tahun 2019 dengan transmisi manual, bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp105 juta. Sedangkan varian GS keluaran 2017 dijual dengan harga sekitar Rp87 juta. Harga-harga ini tentu sangat menarik bagi mereka yang mencari mobil bekas dengan harga terjangkau.
Penutup: Kenangan Karimun di Hati Konsumen
Perjalanan Suzuki Karimun di Indonesia mungkin telah berakhir, namun jejaknya tetap membekas di hati para pencinta otomotif. Dari mobil kotak yang ikonik hingga mobil LCGC yang modern, Karimun telah menjadi bagian dari sejarah industri otomotif Tanah Air. Meskipun sudah tidak lagi dijual, kenangan akan Karimun akan tetap hidup di benak masyarakat.