JAKARTA – Praktik kecurangan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kembali terungkap. Kali ini, modus yang digunakan terbilang canggih, yaitu dengan menggunakan remote kontrol untuk memanipulasi takaran bahan bakar yang keluar dari dispenser. PT Pertamina (Persero) menyatakan akan menindak tegas SPBU yang terbukti melakukan kecurangan ini, sekaligus mengajak masyarakat untuk proaktif melaporkan jika menemukan indikasi praktik serupa.

Kasus terbaru terungkap di sebuah SPBU di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Pihak kepolisian berhasil mengungkap kecurangan ini setelah melakukan pengintaian selama sebulan. Pelaku diduga kuat menggunakan remote berukuran kecil, mirip remote kunci mobil, untuk mengontrol jumlah bahan bakar yang keluar. Akibatnya, konsumen dirugikan karena menerima bahan bakar yang tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya.

Menanggapi kejadian ini, Pertamina tidak tinggal diam. Selain menindak tegas SPBU yang bersangkutan dengan menghentikan suplai bahan bakar, perusahaan pelat merah ini juga membuka jalur komunikasi langsung dengan masyarakat. Melalui Contact Center 1-500-000 yang aktif 24 jam, masyarakat bisa melaporkan jika menemukan indikasi kecurangan di SPBU. Pertamina juga mengajak masyarakat untuk melaporkan ke Kepolisian, Pemerintah Daerah, dan Hiswana.

"Dukungan masyarakat sangat penting," ujar juru bicara Pertamina, menyoroti bahwa kecurangan dapat terjadi dengan berbagai modus baru. Meski demikian, Pertamina mengklaim bahwa pengawasan takaran di SPBU menjadi perhatian utama dan telah dilakukan secara berlapis. Setiap SPBU wajib mengikuti aturan dari Dinas Meteorologi dan melakukan tera ulang dispenser secara berkala.

Pertamina juga tidak hanya mengandalkan pengawasan internal. Perusahaan bahkan menyewa auditor eksternal independen untuk melakukan pengecekan secara rutin dan mendadak ke setiap SPBU. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa takaran bahan bakar yang diberikan kepada konsumen sudah benar.

"Kami kecolongan," kata seorang pejabat Pertamina, mengakui bahwa hasil audit SPBU yang curang tersebut dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan hasil yang baik. Rupanya, pelaku menggunakan teknologi untuk mengelabui pengawasan.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa praktik curang dapat terjadi dengan berbagai cara, dan teknologi bisa digunakan untuk tujuan yang tidak baik. Pertamina berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk vendor pompa, agar kejadian serupa tidak terulang. Dengan kolaborasi antara Pertamina, aparat penegak hukum, dan masyarakat, diharapkan praktik kecurangan di SPBU dapat diminimalisir, sehingga konsumen tidak dirugikan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini