Bangkok, Thailand – Kabar buruk menghantam pabrikan mobil listrik asal China, Neta, di Thailand. Setelah mengalami penurunan penjualan yang signifikan, Neta dilaporkan berencana melakukan efisiensi besar-besaran dengan memangkas ratusan karyawan di pabrik mereka di Negeri Gajah Putih tersebut.

Data yang dihimpun dari media lokal menunjukkan bahwa penjualan Neta anjlok hingga hampir 46% pada periode Januari hingga November 2024, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hanya 6.534 unit Neta V, V-II, dan X yang berhasil terjual dalam sebelas bulan pertama tahun ini. Angka ini menjadi pukulan telak bagi ambisi Neta di pasar Thailand, yang sebelumnya sempat menunjukkan tren positif.

Kondisi ini memaksa induk perusahaan Neta, Hozon Auto, untuk mengambil langkah drastis. Sebanyak 400 karyawan di pabrik Neta Auto Thailand yang berlokasi di Min Buri, Bangkok, terancam kehilangan pekerjaan. Pabrik ini, yang menggunakan fasilitas produksi Bangchan General Assembly, adalah salah satu tumpuan Neta dalam memproduksi mobil listrik mereka untuk pasar Thailand.

Sebelumnya, Hozon Auto juga telah diterpa isu masalah likuiditas akibat penurunan penjualan secara global. Mereka bahkan dilaporkan telah menghentikan produksi di salah satu pabrik mereka di China dan melakukan pemangkasan karyawan. Langkah efisiensi ini kini merembet ke Thailand, menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapi Neta.

Kondisi keuangan Neta di Thailand pun terungkap memprihatinkan. Pada tahun 2023, Neta Auto (Thailand) mencatatkan kerugian bersih sebesar 1,8 miliar baht (sekitar Rp 856 miliar), berbanding terbalik dengan laba 80,77 juta baht (sekitar Rp 38 miliar) yang berhasil mereka raih pada tahun 2022. Akumulasi kerugian perusahaan dalam lima tahun terakhir sejak berdiri di Thailand mencapai 1,72 miliar baht (sekitar Rp 818 miliar).

Anjloknya penjualan dan kerugian yang dialami Neta di Thailand menjadi sinyal peringatan bagi industri mobil listrik, terutama bagi pemain baru yang mencoba menembus pasar global. Persaingan yang semakin ketat, perubahan preferensi konsumen, dan tantangan operasional menjadi beberapa faktor yang perlu diwaspadai.

Nasib 400 karyawan Neta di Thailand kini berada di ujung tanduk. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai detail skema pemutusan hubungan kerja yang akan dilakukan perusahaan. Namun, situasi ini menjadi pengingat bahwa dinamika bisnis otomotif, khususnya di sektor mobil listrik, sangatlah cepat berubah dan rentan terhadap berbagai gejolak. Kegagalan Neta di Thailand menjadi pelajaran berharga bagi pabrikan mobil listrik lain yang ingin menguji peruntungan di pasar global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini