Jakarta – Di antara hiruk pikuk popularitas SUV diesel, Mitsubishi Pajero Sport bermesin bensin V6 3.0 liter hadir sebagai opsi yang terlupakan. Sempat mengaspal di Indonesia pada 2014-2016, kiprahnya terbilang singkat, tergerus stigma boros dan preferensi konsumen terhadap diesel. Namun, di balik cerita singkatnya, tersimpan potensi yang mungkin menarik untuk dilirik.
Tenaga Besar, Tapi Torsi Bukan Segalanya
Pajero Sport V6, dengan mesin 6B31 V6 MIVEC 3.0L SOHC, mampu menyemburkan tenaga hingga 220 ps pada 6.250 rpm dan torsi 280 Nm pada 4.000 rpm. Angka ini jelas lebih unggul dibandingkan varian diesel 2.5 liter yang menghasilkan 176 Hp dan torsi 350 Nm. Namun, di sinilah letak perbedaannya.
Mesin bensin V6 unggul di putaran menengah hingga atas, memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus dan senyap. Sementara itu, varian diesel menawarkan akselerasi awal yang lebih menghentak berkat torsi besar di putaran bawah. Jadi, pilihan antara kenyamanan atau tarikan awal yang responsif, ada di tangan Anda.
Bensin vs Solar: Dilema Konsumsi Bahan Bakar
Faktor utama yang membuat Pajero Sport bensin kurang diminati adalah stigma boros bahan bakar. Harga bensin yang umumnya lebih mahal dari solar bersubsidi membuat SUV diesel jadi pilihan yang lebih rasional bagi kebanyakan konsumen. Padahal, ketersediaan bensin, baik Pertalite maupun Pertamax, kini relatif lebih mudah ditemui di berbagai pelosok.
Di sisi lain, solar bersubsidi seringkali dibatasi jumlah pembeliannya, membuat konsumen kendaraan pribadi harus bersaing dengan truk dan bus. Ini tentu menjadi pertimbangan tersendiri.
Lebih dari Sekadar Mesin, Fitur dan Kenyamanan Jadi Andalan
Terlepas dari perdebatan mesin, Pajero Sport V6 menawarkan fitur dan kenyamanan yang sebanding dengan varian diesel Dakar. Sistem penerangan HID projector headlamp, auto leveling, headlamp washer, spion elektrik auto folding, dan sensor parkir adalah sebagian dari fitur yang ditawarkan.
Interiornya pun tidak kalah mewah dengan jok kulit, sunroof, aksen hitam krem dengan sentuhan wood panel, serta head unit layar sentuh 7 inci. Fitur-fitur keselamatan seperti ABS, EBD, brake assist, dual airbag, hingga body RISE pun hadir untuk memastikan keamanan berkendara.
3 Kelemahan yang Perlu Dipertimbangkan
Meskipun punya keunggulan, Pajero Sport V6 juga memiliki tiga kelemahan utama:
-
Torsi Kalah dari Diesel: Torsi mesin bensin yang hanya 280 Nm di putaran 4.000 rpm, terasa kurang nendang dibandingkan mesin diesel yang menghasilkan 350 Nm di putaran rendah. Ini membuat akselerasi awal terasa kurang responsif.
-
Konsumsi BBM Boros: Dengan mesin 3.000 cc V6, wajar jika konsumsi bahan bakarnya tergolong boros. Dalam kota, mobil ini mencatatkan angka sekitar 8 km/liter, dan 11,8 km/liter di jalan tol.
-
Sparepart dan Harga Jual Kembali: Populasi yang sedikit membuat ketersediaan sparepart Pajero Sport bensin lebih terbatas dibandingkan versi diesel. Imbasnya, harga jual kembali pun cenderung jatuh.
Kesimpulan: Pantaskah Dilirik?
Mitsubishi Pajero Sport V6 adalah SUV yang unik, menawarkan tenaga besar dan kenyamanan lebih. Namun, konsumsi bahan bakar yang boros dan torsi yang kalah dari versi diesel menjadi pertimbangan utama. Jika Anda tidak terlalu mempermasalahkan konsumsi BBM, menginginkan pengalaman berkendara yang halus, dan mengincar harga bekas yang relatif terjangkau (mulai dari Rp215 juta untuk keluaran 2014), Pajero Sport V6 bisa menjadi pilihan yang menarik.
Penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pilihan yang ideal bagi mereka yang mengutamakan efisiensi bahan bakar atau akselerasi awal yang responsif. Namun, bagi mereka yang mencari SUV tangguh dengan tenaga yang lebih besar dan sentuhan kemewahan, Pajero Sport V6 patut untuk dipertimbangkan. Apakah Anda berani meliriknya?