BEIJING, CHINA – Pemandangan yang membuat dahi berkerut terjadi di salah satu tol di China baru-baru ini. Sebuah video viral memperlihatkan antrean kendaraan yang mengular tak berkesudahan di Beijing-Hong Kong – Macau Expressway. Bukan sekadar kemacetan biasa, ini adalah kemacetan yang melibatkan sekitar 750 juta orang, atau setengah dari populasi China. Bayangkan!
Kerumunan mobil ini terjadi saat para pengendara berusaha keluar dari 50 gerbang tol yang tersedia. Namun, masalah tak berhenti di situ. Setelah melewati gerbang tol, lajur jalan menyempit drastis, dari 50 lajur menjadi hanya 20 lajur. Penyempitan ini memperparah kondisi yang sudah buruk, menyebabkan kemacetan yang sangat parah dan membuat kendaraan praktis tidak bergerak dalam waktu yang lama.
Saking parahnya, video yang beredar menunjukkan pemandangan yang cukup mencengangkan. Beberapa pengemudi dan penumpang terlihat keluar dari mobil mereka, sebagian bahkan berjalan meninggalkan kendaraan seolah pasrah dengan situasi. Ini bukan lagi sekadar macet, tapi sudah menjadi pemandangan yang absurd dan menggambarkan betapa frustrasinya mereka.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan, apakah kemacetan serupa bisa terjadi di kota-kota besar lainnya, termasuk Jakarta?
Belajar dari China: Jakarta Harus Bersiap
Kemacetan di China ini menjadi pelajaran berharga. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jumlah kendaraan pribadi, terutama di perkotaan, menjadi tantangan serius. Infrastruktur jalan, yang seharusnya menunjang mobilitas, justru menjadi "penjara" bagi para penggunanya.
Jakarta, sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan yang tinggi, tentu perlu mengambil pelajaran dari kejadian di China ini. Peningkatan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan pembangunan infrastruktur jalan, ditambah dengan buruknya sistem transportasi publik, bisa menjadi bom waktu.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian adalah:
- Pembangunan Infrastruktur yang Terintegrasi: Tidak hanya membangun jalan tol, tetapi juga memastikan adanya integrasi dengan moda transportasi publik lainnya.
- Pengembangan Transportasi Publik: Memperbaiki dan meningkatkan kualitas transportasi publik adalah solusi utama untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
- Manajemen Lalu Lintas: Penerapan sistem manajemen lalu lintas yang cerdas, termasuk penggunaan teknologi, dapat membantu mengurai kemacetan.
- Tata Ruang yang Tepat: Penataan ruang kota yang baik dapat mengurangi pergerakan penduduk dan meminimalisir kebutuhan untuk melakukan perjalanan jauh.
Kemacetan di China adalah peringatan. Ini bukan hanya masalah infrastruktur, tetapi juga masalah perencanaan kota dan perilaku masyarakat. Jakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, harus segera berbenah agar tidak mengalami kondisi serupa. Jangan sampai kita terjebak dalam situasi di mana jalan-jalan menjadi tempat parkir raksasa yang tidak produktif.
Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama mencari solusi yang berkelanjutan. Jangan sampai kita menyesal karena tidak belajar dari kesalahan orang lain. Kemacetan yang parah adalah kerugian bagi semua pihak, baik secara ekonomi maupun sosial.