Jakarta – Skandal emisi yang menimpa Volkswagen (VW) Group di Amerika Serikat kembali membuka mata dunia akan bahaya gas Nitrogen Oksida (NO). Lebih dari 5 juta mobil VW terindikasi tidak memenuhi standar emisi yang ditetapkan, dan ternyata NO menjadi aktor utama dalam pelanggaran ini.
Lalu, apa sebenarnya NO dan mengapa ia begitu berbahaya? Istilah NO merupakan sebutan umum untuk Mono-Nitrogen Oksida, mencakup Nitric Oxide (NO) dan Nitrogen Dioxide (NO2). Gas ini terbentuk sebagai hasil sampingan dari reaksi nitrogen dan oksigen di udara saat pembakaran, khususnya pada suhu tinggi. Kita bisa menemukannya di berbagai tempat yang melibatkan pembakaran, seperti mesin kendaraan bermotor.
Dalam konteks pencemaran udara, NO merujuk pada total konsentrasi dari NO dan NO2. Lebih dari sekadar polutan, NO adalah biang keladi dari berbagai masalah lingkungan seperti pembentukan kabut asap dan hujan asam. Namun, bahaya terbesarnya terletak pada dampak langsung terhadap kesehatan manusia.
Penelitian menunjukkan bahwa NO2 memiliki potensi bahaya empat kali lipat lebih besar dibandingkan NO. Gas ini sangat beracun, menyerang sistem pernapasan, dan dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Ketika terhirup, NO2 dapat mencapai paru-paru dan berubah menjadi Asam Nitrit (HNO2) dan Asam Nitrat (HNO3), dua zat yang dapat merusak jaringan mukosa. Dalam konsentrasi tinggi, NO2 dapat meracuni paru-paru dan menyebabkan kematian. Paparan 5 ppm selama 5 menit saja sudah dapat menyebabkan sesak napas, sementara kadar 100 ppm dapat berakibat fatal.
Gangguan pernapasan akibat paparan NO2 bisa berkembang menjadi emfisema. Jika kondisinya kronis, bisa memicu bronkitis. Yang lebih mengkhawatirkan, penimbunan NO2 dalam tubuh juga berpotensi menjadi sumber karsinogenik, atau pemicu kanker.
Skandal emisi VW ini menjadi pengingat penting bagi kita semua. Bahwa regulasi dan pengawasan ketat terkait emisi kendaraan bukan hanya soal pemenuhan standar, tetapi juga menyangkut perlindungan kesehatan masyarakat. Teknologi dan inovasi harus sejalan dengan tanggung jawab lingkungan dan kesehatan manusia. Skandal ini harusnya menjadi titik balik bagi industri otomotif untuk lebih serius dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan memastikan kepatuhan pada peraturan emisi.
Kita sebagai konsumen juga perlu lebih cerdas dalam memilih kendaraan dan mendukung kebijakan yang bertujuan untuk menjaga kualitas udara. Penting bagi kita semua untuk memahami ancaman serius yang ditimbulkan oleh gas NO dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dan lingkungan.