Era 80-an, mobil hatchback merajai jalanan Indonesia. Di tengah persaingan ketat, muncul Toyota Starlet, khususnya generasi ketiganya yang langsung mencuri perhatian. Dikenal dengan julukan "Starko" atau Starlet Kotak, mobil ini bukan hanya sekadar kendaraan, tapi juga simbol gaya hidup dan kenangan bagi banyak orang. Meskipun sudah puluhan tahun tak lagi diproduksi, pesonanya tetap kuat, bahkan kini menjadi incaran para kolektor mobil klasik.
Bukan Sekadar Mobil, Tapi Ikon
Toyota Starlet pertama kali mengaspal di Indonesia pada 1985. Desainnya yang serba kotak, berbeda dengan mobil-mobil lain pada masanya, membuatnya langsung dikenal. Bentuknya yang ringkas dan lincah, cocok untuk lalu lintas perkotaan yang mulai padat. Lebih dari itu, Starko juga menjadi bagian dari budaya pop, sering muncul dalam film dan sinetron kala itu.
Starko hadir dalam dua varian utama, yaitu XL dan SE. Perbedaan mendasar terletak pada mesinnya. Varian XL mengusung mesin 1.000 cc, sementara SE dibekali mesin 1.300 cc. Meski berbeda kapasitas, keduanya sama-sama dikenal irit bahan bakar dan bandel. Sistem penggerak roda depan (FWD) juga menjadi ciri khas Starko, membedakannya dari generasi Starlet sebelumnya.
Dari Kotak ke Kapsul, Evolusi Desain Starlet
Sebelum era Starko, Toyota telah memperkenalkan Starlet generasi pertama di Jepang pada 1973, dikenal sebagai Publica Starlet. Bentuknya masih berupa coupe 2 pintu, lalu disusul versi sedan 4 pintu. Generasi kedua muncul dengan perubahan signifikan, beralih ke model hatchback dan station wagon.
Namun, kehadiran Starlet generasi ketiga di Indonesia pada 1985 lah yang benar-benar menjadi fenomena. Bentuk kotaknya yang khas menjadi daya tarik utama, sekaligus membedakannya dari mobil-mobil lain. Setelah era Starko berakhir, Toyota meluncurkan generasi berikutnya dengan desain lebih membulat, yang kemudian dikenal sebagai "Starlet Kapsul" atau "Starlet Bakpau." Perbedaan desain ini juga menandai pergantian selera pasar pada masanya.
Spesifikasi dan Fitur Starko
Sebagai mobil lawas, fitur yang ditawarkan Starko terbilang sederhana. Kaca jendela masih menggunakan engkol, belum ada power steering, dan sistem hiburan masih mengandalkan radio analog. Namun, kesederhanaan inilah yang justru menambah daya tarik dan keunikan Starko.
Dimensi Starko juga cukup ringkas, dengan panjang 3.700 mm, lebar 1.590 mm, dan tinggi 1.380 mm. Mobil ini memiliki dua pilihan mesin, yaitu 1.000 cc pada varian XL yang mampu menghasilkan tenaga hingga 55 hp dan 1.300 cc pada varian SE yang bertenaga 65 hp. Keduanya menggunakan sistem transmisi manual 4-percepatan.
Kelebihan dan Kekurangan Starko
Salah satu kelebihan utama Starko adalah perawatannya yang mudah dan murah. Suku cadang mudah ditemukan dan harganya terjangkau. Selain itu, mesin Starko dikenal irit bahan bakar dan bandel. Desainnya yang mengotak juga menjadi daya tarik tersendiri, membuatnya terlihat antik dan tidak lekang oleh waktu.
Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Ukurannya yang kompak membuat mobil ini kurang ideal untuk keluarga. Fiturnya juga sangat sederhana, jauh tertinggal dari mobil-mobil modern saat ini.
Harga Starko Bekas dan Tren Modifikasi
Meski sudah berusia puluhan tahun, Starko tetap memiliki nilai jual yang tinggi, terutama di kalangan kolektor mobil klasik. Harga bekasnya bervariasi, tergantung kondisi dan kelangkaan. Untuk Toyota Starlet Kotak (1985-1989), harga bekasnya berkisar mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 65 juta. Sementara itu, Starlet Kapsul (1990-1998) harganya mulai dari Rp 47 juta hingga Rp 95 juta.
Banyak pemilik Starko yang melakukan modifikasi untuk meningkatkan penampilan dan kenyamanan mobil mereka. Mulai dari penggantian velg, audio system, hingga interior. Modifikasi ini tidak hanya membuat Starko terlihat lebih menarik, tetapi juga menjaganya tetap relevan di era modern.
Starko: Lebih dari Sekadar Mobil Bekas
Toyota Starlet Kotak bukan sekadar mobil bekas, tetapi juga simbol dari sebuah era. Pesonanya yang unik, perawatannya yang mudah, dan nilai historisnya membuat Starko tetap dicari hingga saat ini. Bagi sebagian orang, Starko bukan hanya sekadar kendaraan, tetapi juga bagian dari memori kolektif yang patut dilestarikan.