Jakarta – Membeli motor bekas memang sering menjadi solusi ekonomis, tapi jangan sampai terjebak masalah yang lebih besar. Salah satu momok yang kerap menghantui pembeli motor bekas adalah riwayat "turun mesin". Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan agar tidak menyesal di kemudian hari?
Turun mesin, sederhananya, adalah kondisi di mana mesin motor dibongkar karena ada kerusakan atau masalah. Proses ini melibatkan penggantian beberapa komponen vital. Wahyu, seorang pakar otomotif, menjelaskan bahwa jika proses ini dilakukan dengan benar dan menggunakan peralatan yang tepat, performa motor seharusnya tidak terpengaruh. Namun, jika dikerjakan asal-asalan, siap-siap saja performa motor menurun dan masalah lain akan muncul.
Penyebab Umum Turun Mesin
Keterlambatan mengganti oli adalah salah satu biang kerok utama terjadinya turun mesin. Oli berfungsi sebagai pelumas komponen mesin. Jika pelumas tidak cukup, gesekan antar komponen akan semakin tinggi hingga akhirnya menyebabkan keausan, bahkan sampai mesin macet. Komponen seperti setang piston, ring piston, klep, dan blok silinder seringkali menjadi korban dan harus diganti saat turun mesin.
Namun, perlu diingat, komponen lain biasanya tidak akan ikut diganti kecuali memang diminta oleh pemilik motor. Ini adalah celah yang perlu Anda waspadai, karena bisa jadi masalah di kemudian hari.
Peran Prosedur Perbaikan yang Tepat
Prosedur perbaikan mesin yang tepat sangat krusial. Penggunaan alat seperti kunci torsi dan panduan manual pabrikan menjadi wajib. Pengencangan baut yang tidak pas, misalnya terlalu kencang atau terlalu longgar, bisa memicu keretakan akibat panas dan getaran. Oleh karena itu, pastikan perbaikan dilakukan oleh teknisi yang kompeten dan berpengalaman.
Cek Riwayat Perawatan, Kunci Amannya
Agar tidak tertipu, langkah paling aman adalah dengan memeriksa riwayat perawatan motor bekas yang akan dibeli. Jika motor tersebut pernah diperbaiki di bengkel resmi atau oleh teknisi bersertifikasi, risiko masalah akan jauh lebih kecil. Bengkel resmi biasanya memiliki standar dan peralatan yang sesuai dengan anjuran pabrikan. Sebaliknya, perbaikan yang dilakukan asal-asalan hanya akan membawa petaka dan biaya tambahan yang tidak perlu.
Tips Singkat Saat Membeli Motor Bekas:
- Jangan Tergiur Harga Murah: Harga yang terlalu miring patut dicurigai. Bisa jadi motor tersebut punya riwayat "penyakit" yang tidak diungkapkan penjual.
- Periksa Kondisi Mesin: Dengarkan suara mesin saat dinyalakan. Jika ada suara-suara aneh, sebaiknya pikirkan ulang.
- Periksa Riwayat Servis: Minta bukti servis terakhir, atau tanyakan bengkel langganan pemilik sebelumnya.
- Cek Fisik: Perhatikan kondisi fisik motor secara menyeluruh. Apakah ada tanda-tanda bekas benturan atau kerusakan lain?
- Ajak Teman yang Paham Motor: Jika Anda tidak terlalu paham soal mesin, ajak teman atau kenalan yang lebih berpengalaman.
Membeli motor bekas memang tidak semudah membeli motor baru. Dibutuhkan ketelitian dan kejelian agar tidak tertipu. Dengan memahami risiko dan melakukan pemeriksaan yang teliti, Anda bisa mendapatkan motor bekas yang aman dan berkualitas tanpa harus khawatir dengan masalah di kemudian hari.