Bagi para penggemar otomotif, nama Mitsubishi Pajero tentu tak asing lagi. Namun, seringkali terjadi kekeliruan dalam membedakan antara Pajero dan Pajero Sport. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang Mitsubishi Pajero, SUV legendaris yang namanya sempat redup di Indonesia, bukan sekadar varian Sport yang kini lebih populer.
Mitsubishi Pajero, sejatinya, adalah SUV full-size yang setara dengan Toyota Land Cruiser. Kehadirannya di Indonesia memang tidak bertahan lama, kalah pamor dari Land Cruiser yang sudah lebih dulu mapan. Namun, di belahan dunia lain, Pajero dikenal dengan berbagai nama, seperti Montero atau Shogun. Generasi kedua Pajero, yang diluncurkan pada tahun 1991, hadir dengan beragam pilihan bodi, mulai dari atap logam hingga J-top, menandakan inovasi pada masanya.
Meski tak lagi dipasarkan secara luas di Indonesia, Pajero tetap menjadi ikon dengan basis penggemar yang loyal. Reputasinya di kancah balap ketahanan Rally Dakar sangatlah mentereng. Dengan 12 gelar juara, Pajero menjadi penguasa ajang tersebut hingga kini.
Popularitas Pajero di Indonesia juga tak lepas dari perannya dalam sinetron legendaris "Si Doel Anak Sekolahan" pada era 90-an. Pajero V43 keluaran 1995 menjadi mobil andalan karakter Sarah, seorang gadis Betawi dari keluarga berada. Kehadiran Pajero di sinetron tersebut ikut melambungkan popularitas mobil ini di kalangan masyarakat.
Sebelumnya, Pajero sudah malang melintang dalam sejarah otomotif. Diluncurkan pertama kali pada tahun 1982, Pajero hadir untuk memenuhi permintaan kendaraan berpenggerak empat roda yang tinggi kala itu. Kemudian, pada tahun 1983, hadir varian dengan long wheelbase, disusul dengan transmisi otomatis pada tahun 1985. Pada tahun 1988, Pajero semakin gahar dengan mesin bensin V6 dan mesin diesel turbo intercooler.
Debut Pajero di Rally Dakar pada tahun 1983 langsung membuahkan hasil, dengan menjuarai kelas Unmodified 4WD Production. Pada tahun 1985, Pajero kembali mengukir sejarah dengan meraih kemenangan umum, menjadi kemenangan pertama untuk kendaraan Jepang di ajang tersebut.
Puncak evolusi Pajero terjadi pada tahun 1997 dengan lahirnya Pajero Evolution. Mobil ini dirancang khusus untuk memenuhi perubahan regulasi Rally Paris-Dakar. Dibekali mesin 3.5L V6 GDI MIVEC, Pajero Evolution hadir dengan performa lebih tinggi, bodi lebih ringan, dan suspensi independen di semua roda.
Sebagai SUV sejati, Pajero memang didesain untuk menaklukkan berbagai medan. Sejak generasi pertama hingga keempat, Pajero hanya tersedia dengan sistem penggerak 4×4. Untuk pasar Indonesia, Pajero hadir dengan beberapa pilihan mesin, seperti V6 3.000 cc bensin yang bertenaga 150 hp dan varian diesel 2.5 TD dengan tenaga 99 hp.
Bahkan, generasi kedua Pajero menghadirkan fitur Super Select 4WD, yang memungkinkan pengemudi memilih mode 2WD dan 4WD pada kecepatan di bawah 100 km/jam. Fitur ini menegaskan bahwa Pajero bukan sekadar SUV biasa, tapi juga siap diajak berpetualang.
Meskipun populasinya tidak sebanyak SUV lain, harga bekas Mitsubishi Pajero tetap tergolong tinggi. Pajero GLS MT 3.0 4X4 keluaran 1995 misalnya, bisa mencapai harga Rp 140 juta. Hal ini menunjukkan bahwa pamor dan kesan legendaris Pajero masih membekas di hati penggemar otomotif. Harga ini memang sedikit lebih murah dibandingkan dengan Toyota Land Cruiser seangkatannya, mengingat ketersediaan sparepart orisinal yang lebih sulit dicari.
Setelah hampir empat dekade, kiprah Pajero di pasar Jepang harus diakhiri pada Agustus 2019 dengan edisi ‘Last Edition’. Namun, produksi untuk pasar internasional, seperti Australia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan tetap berlanjut hingga Maret 2021, menandakan bahwa legenda Pajero masih tetap hidup di hati penggemar di seluruh dunia.
Pajero, lebih dari sekadar mobil, adalah sebuah simbol petualangan, ketangguhan, dan sejarah otomotif yang tak terlupakan. Kisahnya patut dikenang dan menjadi inspirasi bagi para pencinta SUV sejati.