BOGOR – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan aksi pengeroyokan terhadap pasangan suami istri di jalur alternatif Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kejadian ini memicu perhatian publik, bukan hanya karena kekerasan yang terjadi, tetapi juga karena dampaknya pada korban, khususnya sang istri yang tengah hamil muda.

Video yang beredar luas menampilkan adu mulut yang berujung pada pemukulan. Korban, dalam keterangannya, menyebut bahwa sang istri yang sedang mengandung 8 minggu berpotensi mengalami keguguran akibat tekanan stres pasca-kejadian.

Kekerasan Jalanan, Cerminan Tekanan Hidup?

Fenomena kekerasan di jalan raya, seperti yang terlihat dalam kasus pengeroyokan ini, bukanlah insiden yang berdiri sendiri. Pakar keselamatan berkendara, Jusri Pulubuhu, menyoroti bahwa meningkatnya kekerasan di jalan adalah manifestasi dari tekanan hidup yang semakin berat dirasakan masyarakat.

"Ini adalah bentuk kekesalan dari berbagai aspek kehidupan. Ketika ada konflik di jalan, hal itu menjadi pelampiasan," ujar Jusri saat dihubungi. Ia menambahkan, kasus pengeroyokan menandakan adanya tingkat stres yang tinggi akibat tekanan kehidupan sehari-hari.

Korelasi Kesejahteraan dan Perilaku Agresif di Jalan

Lebih jauh, Jusri menjelaskan bahwa perkelahian atau pengeroyokan di jalan bisa jadi merupakan manifestasi dari kecemburuan sosial. Kondisi ini, kata dia, memicu orang untuk mudah melampiaskan emosi ketika terjadi perselisihan di jalan.

Menariknya, ada hubungan yang kuat antara kesejahteraan hidup dengan perilaku berkendara. Ia mencontohkan, di negara maju, insiden di jalan cenderung diselesaikan dengan lebih tertib dan tidak berujung pada kekerasan, karena kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Kondisi ini berbeda dengan negara berkembang, di mana tingkat stres dan tekanan hidup cenderung lebih tinggi.

Pelajaran Berharga dari Insiden Kekerasan

Peristiwa pengeroyokan di Puncak ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya menjaga ketertiban, komitmen terhadap keselamatan, dan rasa berbagi di jalan. Jusri juga menggarisbawahi bahwa orang yang terlibat dalam aksi pengeroyokan sering kali hanya ikut-ikutan dan melampiaskan emosi, tanpa benar-benar memahami akar permasalahannya.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa perilaku di jalan adalah cerminan dari kondisi sosial dan kesejahteraan masyarakat. Penting bagi semua pihak untuk mengedepankan kesabaran, toleransi, dan saling menghormati demi menciptakan kondisi jalan raya yang aman dan nyaman bagi semua.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini