Jakarta – Memburu mobil bekas memang menggiurkan, harga lebih ramah kantong jadi alasan utama. Tapi, jangan sampai tergiur harga murah tanpa teliti riwayatnya. Salah satu hal krusial yang wajib diperhatikan: hindari mobil yang pernah mengalami kecelakaan parah, terutama yang berdampak pada struktur rangka.

Mengapa demikian? Struktur mobil itu ibarat fondasi rumah. Pabrikan merancang dengan presisi tinggi, memastikan keseimbangan dan keamanan optimal. Jika struktur ini sudah pernah terbentur keras, misalnya karena kecelakaan hebat, maka bentuk aslinya tak lagi sama. Mobil bisa jadi oleng, miring, bahkan kehilangan kestabilan saat dipacu dalam kecepatan tinggi. Kondisi ini jelas sangat berbahaya.

"Mobil itu keluar pabrik presisi sekali, titik beratnya jelas. Kalau sudah kena struktur, sudah pasti tidak presisi lagi. Ini berbahaya saat kecepatan tinggi, mobil bisa goyang," ujar seorang pakar otomotif yang enggan disebutkan namanya.

Kerusakan struktur ini memang sulit dideteksi kasat mata. Perlu kejelian dan pengetahuan khusus untuk melihat tanda-tandanya. Misalnya, bekas perbaikan pada bagian pintu, atau rangka yang tampak tidak simetris. Sayangnya, tak semua orang punya keahlian tersebut.

Lantas, bagaimana cara amannya? Pertama, belilah mobil bekas dari tempat yang terpercaya. Dealer resmi atau penjual dengan reputasi baik cenderung lebih transparan soal riwayat mobil. Mereka biasanya memiliki proses inspeksi yang ketat, sehingga mobil bekas "bekas tabrakan" bisa dihindari.

Kedua, jangan ragu untuk mengajak teman atau kenalan yang lebih paham soal mobil saat melakukan pengecekan. Pendapat orang kedua bisa menjadi penentu penting. Mereka bisa membantu melihat detail-detail yang mungkin terlewatkan.

Terakhir, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan. Lakukan riset mendalam tentang riwayat mobil dan kondisi fisiknya. Lebih baik menghabiskan waktu lebih lama untuk mengecek, daripada menyesal di kemudian hari. Jangan sampai harga murah membuat Anda mengorbankan keselamatan. Ingat, mobil bekas "bekas tabrakan" bisa menjadi investasi yang merugikan, bukan hanya dari segi finansial, tapi juga keselamatan jiwa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini