Jakarta – Seringkali kita mendengar ungkapan "posisi menentukan prestasi," terutama saat ujian sekolah. Namun, prinsip ini juga berlaku mutlak dalam dunia mengemudi. Posisi duduk yang tepat bukan hanya soal kenyamanan, melainkan fondasi keselamatan dan kesehatan jangka panjang. Bagaimana posisi mengemudi yang benar? Simak ulasan berikut.
Banyak pengemudi, demi kenyamanan, mengabaikan posisi duduk ideal. Padahal, posisi duduk yang buruk bisa menjadi bumerang, baik dalam hal keselamatan maupun kesehatan. Posisi duduk yang benar menurut para ahli keselamatan berkendara adalah posisi "center of gravity" di mana titik berat tubuh berada pada pinggul. Posisi ini tidak terlalu rebah maupun terlalu tegak, memungkinkan pengemudi merespons situasi dengan cepat.
"Posisi duduk yang ideal adalah posisi yang sempurna. Kita duduk di center of gravity kita, yaitu di pinggul. Posisi ini membuat kita tidak terlalu rebah dan tidak terlalu tegak," ujar seorang instruktur senior keselamatan berkendara, FX Sony Susmana.
Kenyamanan memang penting, namun jangan sampai mengorbankan keamanan. Posisi duduk yang asal-asalan, meski terasa nyaman dalam jangka pendek, dapat memicu masalah kesehatan serius. "Contohnya supir taksi, yang seringkali mengemudi dalam posisi seenaknya. Setelah 15 tahun bekerja, banyak yang menderita skeliosis. Ini karena mereka mengemudi senyamannya, bukan nyaman yang aman," tambah Sony.
Setelah mendapatkan posisi duduk yang tepat, perhatikan posisi kaki. Kaki kanan harus mampu menekan pedal rem tanpa tegang atau terlalu lurus. Pastikan tenaga cukup saat menginjak pedal rem dalam situasi darurat. Untuk mobil manual, utamakan jangkauan rem terlebih dahulu, baru kemudian kopling dan gas.
Visibilitas juga menjadi aspek penting. Pastikan Anda bisa melihat semua indikator di dashboard dan seluruh objek, baik statis maupun dinamis, di sekitar kendaraan. Hal ini akan membantu Anda dalam mengambil keputusan yang tepat di jalan.
Selanjutnya, perhatikan posisi tangan di kemudi. Posisi ideal adalah 9-3, dengan ibu jari berada di sisi luar lingkar kemudi. Posisi ini mempermudah pengendalian kendaraan, terutama saat manuver mendadak. "Dulu posisi 10-2 masih diperbolehkan, tapi sejak 2010 sudah tidak disarankan. Posisi 9-3 lebih efektif dalam mengendalikan mobil," tegas Sony.
Selain itu, tangan tidak boleh lurus saat memegang kemudi. Posisi tangan harus sedikit tertekuk untuk memudahkan manuver, khususnya dalam situasi darurat.
Terakhir, perhatikan jarak dada dengan lingkar kemudi. Jarak ideal adalah 30 cm. Terlalu jauh akan membuat airbag tidak berfungsi maksimal saat terjadi benturan. Terlalu dekat justru bisa menyebabkan cedera akibat benturan dengan airbag.
Dengan memahami dan menerapkan posisi mengemudi ideal, Anda bukan hanya meningkatkan keselamatan di jalan, tetapi juga menjaga kesehatan tulang dan otot dalam jangka panjang. Periksa kembali posisi mengemudi Anda. Apakah sudah sesuai dengan panduan ini? Jika sudah, Anda telah mengambil langkah penting untuk perjalanan yang lebih aman dan nyaman.