KLATEN – Kisah inspiratif datang dari seorang mantan anggota polisi yang memilih jalan hidup tak biasa setelah pensiun. Bripka (purn) Seladi, yang dulunya bertugas di Satlantas Polresta Malang Kota, kini dikenal sebagai seorang pemulung. Keputusan ini bukan tanpa alasan, melainkan sebuah bentuk perlawanan terhadap praktik korupsi dan upaya mencari rezeki halal.

Seladi, yang pensiun sejak 2017, mengungkapkan bahwa profesi memulung sampah telah ia lakoni sejak 2004. Saat itu, kondisi ekonomi keluarga sedang sulit, dan ia mencari cara untuk menambah penghasilan. Pilihan memulung sampah muncul sebagai alternatif yang lebih terhormat daripada terlibat dalam praktik suap atau pungutan liar (pungli).

"Saat itu saya sudah punya sampingan memulung sampah sebagai tambahan penghasilan, karena pada dasarnya kondisi keuangan keluarga sedang tidak baik," ujar Seladi saat diwawancarai. Ia bahkan sempat bertugas sebagai penguji SIM, sebuah posisi yang rawan praktik suap. Namun, Seladi teguh pada prinsipnya untuk bekerja sesuai prosedur yang berlaku.

"Semua polisi saya kira baik, hanya ada beberapa oknum saja yang bekerja tidak sesuai prosedur, dan bagi saya lebih utama mendapatkan rezeki halal daripada harus melakukan pungli," tegasnya.

Keputusan Seladi untuk memilih jalan sebagai pemulung sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang kagum dengan keteguhan hatinya dan menjadikannya contoh teladan. Memang, memulung sampah adalah pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata, namun bagi Seladi, ini adalah cara untuk meraih rezeki yang berkah.

Dari hasil memulung sampah, Seladi bisa memperoleh tambahan penghasilan sekitar Rp 35.000 hingga Rp 50.000 setiap harinya. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Bahkan, ketiga anaknya kini telah berhasil meraih kesuksesan, ada yang menjadi ASN, anggota polisi di Polda Malang, dan telah menyelesaikan pendidikan S1.

"Alhamdulillah, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak sudah besar, ada yang menjadi aparatur sipil negara (ASN), anggota polisi di Polda Malang, dan menyelesaikan kuliah sarjana S1-nya," tuturnya dengan bangga.

Kisah Bripka (purn) Seladi ini mengajarkan kita bahwa tidak ada pekerjaan yang hina, selama dilakukan dengan jujur dan ikhlas. Profesi apapun, jika dijalani dengan baik dan penuh tanggung jawab, akan memberikan keberkahan dan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Semangat anti korupsi yang ditunjukkan Seladi, melalui pilihan hidupnya, patut kita apresiasi dan jadikan inspirasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini