Jakarta, Ibu Kota yang Tak Pernah Tidur, Kembali Diterpa Banjir Rob
Beberapa hari terakhir, Jakarta kembali bergelut dengan momok langganan, banjir rob. Pesisir utara, terutama kawasan Muara Angke, menjadi saksi bisu genangan air yang tak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga meneror para pengendara. Ketinggian air yang mencapai satu meter di beberapa titik, bukan lagi sekadar genangan, melainkan ancaman nyata bagi kendaraan.
Fenomena ini bukan sekadar masalah cuaca. Permukaan tanah yang lebih rendah di wilayah pesisir membuat air laut pasang sulit surut, menciptakan "perangkap air" yang membuat jalanan bagai kolam raksasa. Mobil-mobil yang nekat menerjang genangan, tak jarang harus menyerah di tengah jalan. Sebuah pemandangan yang cukup sering terjadi, sebuah sedan mewah berlogo BMW terpaksa mogok usai memberanikan diri menerobos air, menjadi contoh nyata betapa bahayanya situasi ini.
Bukan Sekadar Nekat, Ada Strategi Aman Lewati Genangan Air
Meski tidak disarankan, terkadang keadaan darurat memaksa kita untuk menerobos genangan air. Tapi ingat, bukan berarti kita bisa asal tancap gas! Ada batasan dan teknik yang perlu dipahami agar mobil tidak "berenang" dan akhirnya mogok di tengah jalan.
Sony Susmana, seorang pakar keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menekankan pentingnya mengetahui letak air intake mobil. Ini adalah saluran udara yang sangat vital bagi mesin. "Batas aman menerobos genangan air adalah 30 cm di bawah air intake. Kalau air sudah melewati batas itu, risiko mesin kemasukan air sangat tinggi," ujarnya.
Sony juga menyarankan, sebelum nekat menerjang, pastikan kita punya alternatif rute lain. Bukan hanya sekadar memacu adrenalin, tetapi demi keselamatan kita dan kendaraan kita. Perhatikan baik-baik kondisi genangan, patokan aman adalah jika trotoar dan obyek-obyek di sekitar masih terlihat, serta ketinggian air tidak lebih dari setengah ban.
Teknik Berkendara di Tengah Genangan: Bukan Sekadar Gas dan Rem
Jika kita sudah yakin bahwa kondisi aman untuk melintas, ada teknik berkendara yang perlu diterapkan. Jangan asal injak gas, melainkan gunakan gigi rendah dengan kecepatan pelan. Hindari pula memainkan RPM tinggi agar tidak menciptakan gelombang yang bisa menyedot air ke dalam air intake.
Sementara itu, Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), memberikan sudut pandang lain. Batas aman mobil melewati genangan air menurutnya adalah sejajar dengan sumbu roda. "Melewati sumbu roda sangat berisiko karena ECU dan sistem elektrikal mobil bisa terkena air, memicu korsleting," ungkap Jusri.
Pencegahan Lebih Baik daripada Mengobati: Rencanakan Perjalanan dengan Bijak
Pada akhirnya, pencegahan adalah langkah terbaik. Selalu rencanakan perjalanan dengan bijak dan hindari rute-rute yang rawan banjir. Saat musim hujan tiba, periksa informasi cuaca dan kondisi jalan secara berkala.
Banjir rob Jakarta bukan lagi sekadar fenomena alam, tetapi juga sebuah tantangan bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang keselamatan berkendara. Jangan sampai kendaraan kesayangan kita menjadi korban kebodohan dan keteledoran kita sendiri. Dengan pemahaman yang tepat dan sikap yang bijak, kita bisa melewati genangan air dengan aman dan selamat sampai tujuan.