Kecelakaan tragis di ruas Tol Depok-Antasari baru-baru ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan saat berkendara di dekat truk bermuatan berat. Insiden yang merenggut nyawa pengemudi Mitsubishi XForce ini mengungkap celah bahaya yang perlu diperhatikan oleh setiap pengendara.
Menurut pakar keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu, berkendara tepat di belakang truk adalah tindakan berbahaya yang dapat berujung fatal. "Sama seperti bom waktu, menahan kendaraan tepat di belakang truk membuka peluang kecelakaan," tegas Jusri.
Ia merekomendasikan pengemudi untuk menjaga jarak aman minimal tiga detik dan menghindari posisi lurus di belakang truk. Idealnya, pengemudi memilih posisi jam 11 atau jam 1 untuk memberikan jarak aman bagi manuver menghindar dalam situasi darurat.
Selain menjaga jarak, pengemudi juga harus memperhatikan rambu lalu lintas, menghindari pengereman mendadak, dan memastikan fokus penuh selama berkendara. "Kesadaran dan antisipasi yang baik sangat penting dalam meminimalkan risiko kecelakaan," kata Jusri.
Kewaspadaan pengemudi kendaraan kecil saja tidak cukup. Pengusaha angkutan juga bertanggung jawab memastikan muatan di truk diikat dengan aman sesuai prosedur. "Muatan yang terlepas dapat menjadi ancaman serius di jalan," tegas Jusri.
Insiden di Tol Depok-Antasari menjadi bukti nyata bahwa kecelakaan yang melibatkan truk bermuatan berat dapat dicegah dengan kewaspadaan dan penanganan yang tepat. "Selain menghindari area truk, jangan memotong lajur terlalu dekat dan sabar. Kenakan sabuk pengaman dan jangan mengemudi saat lelah atau di bawah pengaruh alkohol," imbuh Jusri.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan berkendara, baik bagi pengemudi kendaraan kecil maupun truk bermuatan berat. Kewaspadaan, kesadaran, dan tanggung jawab bersama dapat menghindarkan kita dari bahaya "bom waktu" di jalan.