Membonceng anak di depan motor menjadi kebiasaan yang lazim dilakukan oleh orang tua di Indonesia. Demi alasan kepraktisan, mereka mengabaikan risiko fatal yang mengintai. Padahal, membonceng anak di bagian depan motor dapat mengurangi konsentrasi pengendara dan membuat anak rentan terhadap berbagai bahaya.

Pakar keselamatan berkendara Agus Sani menegaskan bahwa membonceng anak di depan motor membutuhkan perhatian ekstra. Anak yang duduk di depan berpotensi terpapar angin, debu, dan partikel kecil lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan dan keamanan.

Selain itu, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tanpa menyadari bahaya sehingga mereka cenderung menyentuh tuas gas dan menariknya. Hal ini sangat berbahaya, terutama pada motor matik.

Pengereman mendadak juga menjadi ancaman besar bagi anak yang dibonceng di depan. Kepala anak berisiko terbentur bagian depan motor, yang dapat menimbulkan cedera serius.

Untuk memastikan keamanan anak, Agus menyarankan agar mereka ditempatkan di posisi yang lebih aman, yaitu duduk di belakang dengan tambahan sabuk pengaman khusus. Sabuk ini akan mengaitkan anak dengan pengendara sehingga mereka tidak terjatuh saat terjadi pengereman mendadak.

Jika terpaksa membonceng di depan, pastikan anak mengenakan helm yang sesuai ukurannya dan pelindung tubuh. Pengendara juga harus selalu berhati-hati dan siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi di jalan.

Membonceng anak di depan motor memang praktis, namun risiko yang mengintai tidak boleh diabaikan. Mengutamakan keselamatan anak dalam perjalanan harus menjadi prioritas setiap pengendara. Dengan menempatkan anak di posisi yang aman dan mematuhi aturan keselamatan berkendara, risiko kecelakaan dapat diminimalisir.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini