Jakarta, – PT PLN (Persero) melaporkan peningkatan transaksi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hingga lima kali lipat dalam satu tahun terakhir. Salah satu faktor pendorong di balik lonjakan ini adalah kemunculan armada mobil listrik asal Tiongkok.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan kekhawatirannya atas lonjakan permintaan yang "menggila" di tahun mendatang. "Kami melihat jumlah transaksi di SPKLU kami meningkat lima kali lipat per tahun," kata Prasodjo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, dikutip dari Antara.

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan ini, PLN berencana menambah fasilitas SPKLU di berbagai lokasi. "Kami akan siap memasang SPKLU di rest area dan sekitarnya," tambah Prasodjo.

Menurut Prasodjo, peningkatan transaksi SPKLU PLN dipicu oleh meningkatnya populasi mobil listrik China di Indonesia. Ia menyoroti satu merek tertentu yang penjualannya meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.

"Penjualan listrik SPKLU juga meningkat lima kali lipat, dan kami melihat ada satu merek dari China, mobil listrik. Penjualannya kencang sekali, sehingga jumlah mobil listrik meningkat drastis sekali," ungkap Prasodjo.

Berdasarkan data PLN, transaksi di SPKLU melonjak dari 2.500 pada Lebaran 2023 menjadi 12.600 pada Lebaran 2024. Perseroan memproyeksikan transaksi akan mencapai 64.600 pada Lebaran 2025.

Oleh karena itu, PLN menegaskan akan terus memperluas jaringan SPKLU untuk menghindari antrean panjang dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. "Karena kalau tidak, nanti akan terjadi antrean luar biasa," kata Prasodjo.

Lonjakan transaksi SPKLU PLN ini menjadi indikasi bahwa era elektrifikasi transportasi di Indonesia tengah berlangsung. Pengenalan mobil listrik yang terjangkau dari Tiongkok memainkan peran penting dalam mendorong transisi ini. Dengan memperluas jaringan SPKLU, PLN berupaya memastikan kelancaran transisi tersebut bagi masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini