Indonesia sedang giat mendorong transisi menuju kendaraan listrik (EV) demi mengatasi polusi udara dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Menurut penelitian World Health Organization (WHO), polusi udara menjadi salah satu penyebab utama kematian, dengan lebih dari 230.000 kematian per tahun. Sementara itu, sektor transportasi menghasilkan sekitar 26% dari total emisi gas rumah kaca di Indonesia (Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

Penggunaan EV dapat meminimalkan emisi CO2 secara signifikan, sekaligus membuka peluang baru dalam industri otomotif. Dengan meningkatnya permintaan EV, Indonesia berpotensi menjadi bagian dari rantai pasok global untuk produksi baterai dan komponen EV lainnya. Hal ini penting, mengingat Indonesia memiliki cadangan mineral penting untuk pembuatan baterai, seperti nikel.

Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Pemerintah menargetkan pertumbuhan EV di Indonesia mencapai 2,2 juta unit pada 2025 dan 13 juta unit pada 2030.

Selain mengurangi polusi udara dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, penggunaan EV juga dapat menghemat subsidi BBM pemerintah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, pengalihan dari motor berbasis BBM ke motor listrik dapat menghemat subsidi BBM hingga Rp 32,7 miliar per tahun.

Transisi menuju EV juga berpotensi meningkatkan penjualan listrik PT PLN hingga 15,2 Giga Watt hour (GWh) per tahun. McKinsey & Company memperkirakan perputaran uang pada pasar kendaraan listrik global akan mencapai USD 2,5 triliun pada 2030. Indonesia memiliki kesempatan emas untuk memanfaatkan potensi ini.

Pembukaan showroom United E-Motor yang menghadirkan kendaraan listrik modern dan ramah lingkungan merupakan langkah positif dalam mendukung transisi menuju EV. Showroom tersebut tidak hanya membuka lapangan pekerjaan baru, tetapi juga membantu pemerintah mengurangi subsidi BBM dan mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini