Industri kendaraan roda empat di Asia Tenggara (ASEAN) terus mengalami persaingan ketat. Indonesia, sebagai kontributor utama, menghadapi tantangan dan persaingan dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Dominasi Indonesia Tergerus
Pada Agustus 2024, penjualan mobil di Indonesia mencapai 76.304 unit, turun signifikan 14,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih besar dibandingkan Malaysia yang hanya mengalami penurunan 2,3%.
Meski masih memimpin penjualan, dominasi Indonesia mulai tergerus. Ketahanan Malaysia dalam menghadapi kondisi pasar yang sulit menjadi faktor utama. Sementara itu, Thailand yang merupakan produsen otomotif terkemuka di ASEAN, mengalami penurunan penjualan hingga 25% karena gangguan rantai pasokan dan tekanan pasar.
Pertumbuhan di Filipina dan Vietnam
Di tengah perlambatan penjualan, beberapa negara ASEAN justru mencatat pertumbuhan. Filipina membukukan peningkatan penjualan hingga 6,6%, sementara Vietnam tumbuh 11,8%.
Pertumbuhan ini menunjukkan potensi pasar di kawasan yang belum tergali. Negara-negara seperti Filipina dan Vietnam memiliki pasar yang masih berkembang dan permintaan akan mobil yang tinggi.
Dinamika Pasar yang Menarik
Persaingan antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand mencerminkan dinamika yang menarik dalam industri otomotif ASEAN. Indonesia yang memiliki pasar terbesar menghadapi kompleksitas tersendiri, sementara Malaysia sukses beradaptasi dengan kondisi pasar yang sulit.
Thailand, dengan basis produksi yang kuat, kini dituntut untuk meningkatkan daya tarik pasarnya. Ketiga negara ini akan terus bersaing memperebutkan pangsa pasar di ASEAN.
Penurunan Penjualan Secara Keseluruhan
Meski ada pertumbuhan di beberapa negara, penurunan penjualan di negara-negara utama ASEAN menyebabkan total penjualan turun 7,9% menjadi 262.364 unit pada Agustus 2024.
Secara kumulatif, penjualan mobil di ASEAN selama Januari-Agustus 2024 mencapai 2.022.713 unit. Indonesia tetap mendominasi dengan pangsa pasar 27,7%, diikuti oleh Malaysia (26,4%) dan Thailand (19,7%).
Persaingan ketat di industri otomotif ASEAN diperkirakan akan terus berlanjut. Indonesia perlu mengatasi tantangan yang dihadapi agar dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar, sementara negara-negara lain juga akan berupaya meningkatkan pangsa pasar mereka.