Bagi pemilik mobil matik, musim hujan perlu diwaspadai karena dapat memicu genangan air di jalan. Menjelajah genangan air dapat berpotensi merusak komponen penting pada mobil, khususnya pada bagian transmisi.
Air dapat menyusup ke ruang oli transmisi melalui celah di seal dan sambungan transmisi yang berada di bagian bawah mobil. Akibatnya, oli transmisi yang berkualitas akan terkontaminasi air.
"Dampak masuknya air ke ruang oli transmisi dapat menyebabkan keausan komponen karena pelumasan yang buruk dan meningkatkan potensi selip," ujar Aji Dwi Nugroho, Foreman bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta.
Sayangnya, dampak negatif ini tidak langsung terasa, sehingga banyak pengendara yang terlambat menyadarinya. Seringkali, transmisi telah mengalami kerusakan yang cukup parah ketika baru diketahui masalahnya.
"Pengendara biasanya tidak menyadari bahwa oli mereka telah tercampur air, dan terus mengendarai mobil. Padahal, transmisi tanpa oli yang berkualitas akan mudah rusak," lanjut Aji.
Kerusakan transmisi akibat masuknya air dapat ditandai dengan beberapa gejala, di antaranya:
- Mobil tidak dapat berjalan
- Terdengar suara abnormal pada transmisi
- Oli transmisi bercampur air
- Muncul korosi pada flywheel dan konverter transmisi
Pada awalnya, oli yang terkontaminasi air mungkin tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan. Transmisi masih dapat berfungsi normal. Namun seiring waktu, oli yang buruk ini dapat mengganggu kinerja piston dalam transmisi. Akibatnya, kampas kopling akan rusak akibat sering terjadi selip.
Oleh karena itu, pengendara perlu meningkatkan kewaspada saat mobil matiknya menerjang banjir atau genangan air. Segera periksa kondisi oli transmisi setelahnya untuk memastikan tidak tercampur air.
"Lebih baik mengecek oli setelah mobil menerjang banjir, meskipun tidak ada gejala penurunan performa, daripada harus menanggung biaya perbaikan transmisi yang rusak," tandas Aji.