Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menghentikan insentif untuk mobil hybrid pada Agustus 2024 lalu, dengan alasan bahwa mobil hybrid sudah cukup populer tanpa bantuan dari pemerintah. Namun, para pelaku industri, seperti Toyota, berpendapat bahwa insentif masih diperlukan untuk mendorong pencapaian skala ekonomi dan memperluas adopsi elektrifikasi secara keseluruhan.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menyatakan bahwa pertumbuhan pasar mobil hybrid tidak selalu menunjukkan pencapaian level ekonomi. Menurutnya, level ekonomi tercapai ketika produksi mencapai angka 100 ribu unit per tahun.
"Pertumbuhan itu apakah sudah mencapai level ekonomisnya? Untuk hybrid, kita katakan level ekonomi tercapai apabila produksinya sudah 100 ribu per tahun," ujar Bob.
Selain insentif, Bob juga menekankan pentingnya harga mobil hybrid yang terjangkau untuk segmen menengah ke bawah. "Kita juga masih segmen yang middle-up. Kita belum sampai ke yang middle-low," katanya.
Bob menilai bahwa insentif diperlukan untuk mendorong investasi baru dalam ekosistem elektrifikasi di Indonesia. "Kita butuh economic scale untuk investasi baru," jelasnya.
Menurut Bob, investasi tersebut penting untuk pengembangan komponen penting kendaraan listrik, seperti baterai, VCU (vehicle control unit), motor, dan axle. "Kita ingin ekosistemnya juga ada di Indonesia. Apalagi untuk segmen-segmen yang middle-low," ujarnya.
Bob juga meminta pemerintah untuk mendukung industri otomotif yang telah mapan di Indonesia. "Kenapa sih nggak ditolong gitu ya kan? Yang ditolong bukan industrinya, tapi konsumennya," terangnya.
Dengan meningkatnya permintaan global terhadap kendaraan elektrifikasi, Bob optimis bahwa pemerintah baru akan lebih memperhatikan insentif untuk mobil hybrid. "Kami optimis," katanya.
Selain insentif, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek regulasi dan infrastruktur pendukung untuk mempercepat adopsi elektrifikasi di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, industri otomotif, dan konsumen sangat penting untuk mewujudkan tujuan elektrifikasi yang berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak.