Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan mobil Maung buatan PT Pindad (Persero) sebagai mobil dinas menteri dan pejabat eselon I. Keputusan ini bertujuan untuk mendukung industri otomotif nasional sekaligus meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri.
Mobil Maung memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi, mencapai 70%. Hal ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengembangkan industri otomotif yang berdaya saing global. Sebanyak 70% komponen Maung diproduksi di dalam negeri, sedangkan 30% sisanya berasal dari Korea Selatan.
Menurut Kepala Staf Kepresidenan (KSP) AM Putranto, mobil Maung memiliki kualitas yang sangat baik. "TKDN-nya sudah 70 persen. Untuk yang 30 persen dari Korea, itu bagian dari lantai dasar, mesin, dan kerangka," ujarnya.
Dengan TKDN yang tinggi, mobil Maung tidak hanya menjadi simbol kebanggaan nasional, tetapi juga memiliki potensi untuk menghemat devisa negara. Penggunaan komponen lokal akan mengurangi ketergantungan pada impor suku cadang, sehingga membantu menjaga stabilitas ekonomi.
Selain TKDN yang tinggi, Maung juga memiliki performa yang mumpuni. Mobil ini menggunakan mesin turbo diesel 2.200 cc yang mampu menghasilkan daya maksimum 202 PS atau setara dengan 199 HP. Maung juga memiliki kemampuan jelajah hingga 500 km dengan kecepatan aman mencapai 100 km/jam.
PT Pindad menargetkan produksi 5.000 unit mobil Maung dalam 100 hari kerja. Hal ini menunjukkan kesiapan industri otomotif nasional untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Tidak hanya untuk mobil dinas, Maung juga berpotensi menjadi kendaraan komersial yang laris di pasaran.
Mobil Maung merupakan bukti nyata kemajuan industri otomotif Indonesia. Dengan TKDN yang tinggi, performa yang mumpuni, dan harga yang kompetitif, Maung diharapkan mampu menjadi kendaraan andalan masyarakat Indonesia dan meningkatkan daya saing industri otomotif nasional di kancah global.