Di Singapura, memiliki mobil pribadi bukanlah hal yang mudah dijangkau oleh semua orang. Meskipun upah rata-rata masyarakat tinggi, harga dan biaya kepemilikan kendaraan di negara tersebut sangatlah mahal.
Menurut data dari Budget Direct SG dan BBC, harga mobil di Singapura termasuk pajak barang mewah dan sertifikat kepemilikan kendaraan (COE). Menakjubkan, biaya COE biasanya 70 persen lebih tinggi dari harga kendaraan itu sendiri.
Sebagai contoh, Toyota Camry Hybrid di Singapura dibanderol dengan harga 250 ribu SGD (sekitar Rp 3 miliar). Harga ini enam kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan harga di Amerika Serikat.
Biaya COE juga bervariasi tergantung pada jenis kendaraan. Untuk mobil keluarga berdimensi besar, biaya COE dapat mencapai 146 ribu SGD (Rp 1,7 miliar), sedangkan untuk kendaraan kecil, biaya COE sekitar 104 ribu SGD (Rp 1,2 miliar).
Melonjaknya biaya kepemilikan mobil membuat Singapura diakui Guinness Book of Records sebagai negara dengan biaya kepemilikan mobil termahal di dunia, bahkan mengalahkan negara-negara maju seperti Jepang, Norwegia, dan Inggris.
Situasi ini berdampak pada rendahnya angka kepemilikan mobil pribadi di Singapura. Pada Agustus 2023, hanya sekitar 800 ribu unit mobil yang tercatat di negara tersebut, meskipun rata-rata penghasilan masyarakat setempat mencapai 70 ribu SGD (Rp 830 juta) per tahun.
Meski demikian, masyarakat Singapura tidak perlu khawatir tidak memiliki mobil pribadi karena sistem transportasi umum telah tertata dengan baik. Pemerintah setempat bahkan telah menganggarkan 60 miliar SGD (Rp 700 triliun) untuk pengembangan sektor terkait.
Dengan biaya kepemilikan yang sangat mahal, memiliki mobil pribadi di Singapura menjadi sebuah kemewahan yang hanya bisa dijangkau oleh sebagian kecil masyarakat. Namun, sistem transportasi umum yang prima memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin bepergian dengan nyaman dan efisien.