Pemerintah Indonesia telah menargetkan pencapaian net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Untuk mencapai target ini, industri otomotif menjadi salah satu sektor yang perlu dilakukan transformasi signifikan.

Kegagalan Target Bauran Energi Baru Terbarukan (EBT)

Pada tahun 2014, Peraturan Presiden No. 79 menargetkan bauran EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025. Namun, target ini direvisi menjadi sekitar 17-19 persen. Data Kementerian ESDM bahkan memperkirakan bauran EBT hanya akan mencapai 13-14 persen pada tahun 2025.

Kegagalan ini menjadi tantangan bagi penggunaan kendaraan listrik (EV) sebagai solusi pengurangan emisi. Peneliti Eric Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Dr. Alloysius Joko Purwanto, mengungkapkan bahwa meskipun 100 persen mobil menggunakan listrik, pengurangan gas rumah kaca hanya sedikit jika energi pembangkit listrik masih didominasi batu bara dan EBT di bawah 20 persen.

Potensi Bioenergi dan Hidrogen

Selain EV, pemerintah juga perlu mendorong penggunaan bioetanol dan biofuel. Bioetanol mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon dari kendaraan. Namun, tantangan utama adalah ketersediaan bahan baku dan biaya produksi.

Hidrogen juga menjadi teknologi yang menjanjikan. Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah melakukan penelitian pengembangan hidrogen hijau yang ramah lingkungan. Hidrogen tidak hanya dapat digunakan sebagai sumber energi untuk kendaraan, tetapi juga memiliki potensi aplikasi yang luas di berbagai sektor.

Pentingnya Edukasi Publik

Selain dukungan teknologi, keberhasilan transisi energi di sektor otomotif sangat bergantung pada edukasi publik. Dr. Deendarlianto, Guru Besar Teknik Mesin UGM, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat tentang teknologi baru seperti hidrogen dan BBG. Rendahnya literasi publik menjadi salah satu penghambat program-program energi bersih di masa lalu.

Kesimpulan

Menuju net zero emission di sektor otomotif Indonesia bukanlah perjalanan mudah. Kegagalan target bauran EBT menjadi tantangan bagi penggunaan EV. Namun, solusi alternatif seperti bioenergi, hidrogen, dan edukasi publik dapat menjadi kunci keberhasilan. Pemerintah, industri, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mendorong transisi energi yang berkelanjutan demi masa depan yang lebih bersih.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini