Di balik kenikmatan mengendarai mobil matik yang praktis, terdapat komponen penting bernama selenoid. Komponen mungil ini memegang peranan krusial dalam mengontrol aliran fluida transmisi, yang berdampak pada perpindahan gigi dan tekanan dalam sistem transmisi.
Freddy Karya, supervisor Dokter Mobil (Domo) Transmisi, menjelaskan bahwa selenoid adalah komponen elektrikal yang sangat sensitif. Saat mobil panas dan mengalami gangguan pada selenoid, akan muncul gejala "jedug" yang tidak biasa.
Namun, mendeteksi kerusakan selenoid bisa rumit karena gejalanya mirip dengan masalah transmisi matik lainnya. "Indikatornya macam-macam. Pada mobil tertentu, akan muncul pesan peringatan ‘transmission need service’ pada panel instrumen. Sedangkan pada mobil lain, seperti Avanza, indikator transmisi akan berkedip," terang Freddy.
Untuk memastikan masalahnya benar-benar pada selenoid, dibutuhkan alat pemindai. Jika hasil pemindaian menunjukkan adanya kesalahan pada selenoid, maka komponen tersebut perlu diperiksa lebih lanjut.
Selenoid bekerja dengan mengatur aliran fluida transmisi ke berbagai bagian transmisi. Saat diaktifkan, selenoid membuka atau menutup saluran, sehingga memungkinkan fluida mengalir. Selain itu, selenoid juga berperan mengontrol tekanan dalam sistem transmisi, yang sangat penting untuk perpindahan gigi yang mulus dan responsif.
Pada transmisi matik modern, sebagian besar selenoid dikontrol oleh unit kontrol elektronik (ECU). Unit ini memungkinkan sistem transmisi beradaptasi dengan kondisi berkendara, seperti kecepatan, beban mesin, dan posisi pedal gas.
Dengan demikian, selenoid menjadi komponen vital yang memastikan kelancaran dan keandalan transmisi otomatis. Jika Anda merasakan gejala yang tidak biasa pada transmisi matik mobil Anda, segera lakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah selenoid menjadi penyebabnya. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat menjaga transmisi matik mobil Anda tetap dalam kondisi prima.