Jakarta – Transmisi CVT (Continuous Variable Transmission) merupakan komponen penting pada skuter matik (skutik) yang bertugas meneruskan tenaga dari mesin ke roda belakang. Jika tidak dilakukan perawatan rutin, CVT dapat mengalami kerusakan atau gangguan yang berujung pada biaya perbaikan yang tidak sedikit.
Menurut para ahli, servis CVT skutik tidak perlu sesering penggantian oli mesin yang umumnya dilakukan setiap 2.000 km. Servis CVT cukup dilakukan setiap 6.000 km atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Alasan utama servis CVT adalah untuk membersihkan bagian dalam komponen dari kotoran dan debu, serta mengganti oli gemuk yang telah habis masa pakainya. Oli gemuk pada CVT memiliki karakteristik yang berbeda dengan oli lainnya.
"Saat dipanaskan, oli gemuk CVT berubah menjadi oli biasa. Namun, ketika dingin, oli tersebut akan memadat kembali," jelas Dustin, pemilik bengkel Garage +62 di Jakarta Barat.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan oli gemuk untuk memadat kembali berkurang, terutama setelah melewati jarak tempuh 6.000 km. Akibatnya, pelumasan pada CVT berkurang dan dapat menyebabkan kebocoran.
Kebocoran oli gemuk pada CVT dapat berdampak buruk pada komponen lain, seperti kampas ganda dan mangkok ganda. Oli yang merembes dapat mengurangi daya cengkeram kampas ganda pada mangkok ganda, sehingga menyebabkan selip dan pemborosan bahan bakar.
Oleh karena itu, pemilik skutik disarankan untuk melakukan servis CVT secara rutin setiap 6.000 km. Jangan lupa untuk mengganti oli gemuk menggunakan jenis yang sesuai dengan spesifikasi pabrikan agar usia pakai CVT lebih awet.
Dengan melakukan servis CVT secara rutin, pemilik skutik dapat mencegah terjadinya kerusakan prematur pada komponen penting tersebut dan menjaga performa skutik tetap optimal.