Penerobosan palang pintu kereta api masih menjadi permasalahan yang meresahkan di Indonesia. Berbagai alasan menjadi pemicu aksi nekat ini, mulai dari buru-buru, tanggung, hingga masih sempat.
Fenomena ini terekam jelas dalam sebuah video kompilasi yang tersebar di media sosial. Terlihat beberapa kendaraan menerobos palang, bahkan sampai merusaknya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa masih banyak pengendara yang nekat mengambil risiko tersebut?
Menurut Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony, minimnya pengetahuan mengenai risiko bahaya menjadi faktor utama pelanggaran ini. Meski sudah banyak kejadian tragis akibat menerobos palang kereta, masih saja ada pengendara yang abai.
"Jika akal sehat berfungsi, seharusnya pengendara akan memilih untuk berhenti," ujar Sony.
Pelintasan kereta merupakan area dengan tingkat bahaya tinggi. Kereta api tidak dapat berhenti seketika, sehingga berisiko tinggi terjadi tabrakan. Karenanya, palang pintu menjadi sarana penting untuk membatasi lalu lintas dan memberikan prioritas bagi kereta.
Meski sudah sering terjadi kecelakaan akibat tersangkut di tengah pelintasan, faktanya masih banyak pengendara yang tidak belajar dari kejadian tersebut. Ini menunjukkan bahwa kampanye kesadaran keselamatan belum sepenuhnya efektif.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya menerobos palang kereta api. Selain menambah rambu dan pengawasan, perlu juga edukasi yang sistematis mengenai pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan memprioritaskan keselamatan.
Dengan memprioritaskan keselamatan, kita dapat mengurangi risiko kecelakaan dan menciptakan lingkungan lalu lintas yang lebih aman bagi semua pengguna jalan. Ingat, menerobos palang kereta api adalah tindakan nekat yang bisa berujung fatal.