Transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) merupakan salah satu jenis transmisi otomatis yang banyak digunakan pada mobil modern. Pada sistem CVT, terdapat komponen penting berupa sabuk baja yang berperan dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda.
Klaim ketahanan sabuk baja CVT Toyota telah beredar luas, namun kenyataannya ada aspek perawatan yang perlu diperhatikan. Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Pramuka, mengungkap bahwa sabuk CVT Toyota terbuat dari baja khusus yang dirancang untuk menahan putaran tinggi.
"Bentuknya seperti rantai motor yang tersusun dari beberapa lapis, sehingga kemungkinan putus sangat kecil. Hingga saat ini, kami belum pernah menerima keluhan kerusakan CVT akibat putus rantai," ungkap Suparna.
Namun, meskipun sabuk baja CVT Toyota memiliki ketahanan tinggi, kerusakan tetap bisa terjadi. Suparna menjelaskan bahwa kerusakan tersebut justru lebih sering disebabkan oleh masalah pada tekanan oli yang tidak memenuhi spesifikasi komponen CVT.
"Penyebabnya bisa karena masa pakai pompa oli dan saringannya yang sudah lama, atau karena penggunaan oli transmisi yang tidak tepat waktu," ujarnya.
Oli transmisi yang tidak diganti secara berkala akan mengalami degradasi kualitas dan terkontaminasi oleh logam akibat gesekan komponen CVT. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tekanan oli dan berdampak pada kinerja CVT secara keseluruhan.
Oleh karena itu, Suparna menekankan pentingnya melakukan penggantian oli transmisi secara teratur, paling lambat setiap 80.000 km atau maksimal empat tahun sekali. Selain itu, disarankan untuk menghindari penggunaan mobil CVT secara berlebihan atau memaksa performa mesin.
"Kerusakan sabuk baja CVT memang jarang terjadi, tetapi perawatan yang tepat sangat penting untuk memastikan umur pakai yang optimal. Dengan memperhatikan interval penggantian oli dan menghindari pemakaian yang tidak wajar, CVT Toyota dapat memberikan kenyamanan berkendara yang maksimal," pungkas Suparna.