Wacana pemerintah memberikan subsidi KRL Jabodetabek berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) memicu beragam tanggapan. Di tengah kondisi armada KRL yang masih terbatas, pengamat transportasi Djoko Setijowarno mempertanyakan efektivitas kebijakan tersebut.
Menurut Djoko, perbedaan tarif yang diberlakukan berdasarkan NIK akan semakin memperparah kondisi kereta yang sudah berdesak-desakan. Pasalnya, sebagian besar KRL saat ini hanya terdiri dari 8 atau 10 rangkaian, jauh berkurang dari sebelumnya yang mencapai 12 rangkaian.
"Meskipun wacana ini bertujuan baik, namun pelaksanaannya dirasa kurang tepat karena layanan KRL saat ini masih banyak kekurangannya," ujar Djoko.
Selain itu, Djoko menyoroti penurunan jumlah rangkaian KRL yang beroperasi. Hal ini semakin memperburuk kondisi penumpang yang sudah berdesak-desakan setiap harinya.
"Pemerintah seharusnya berterimakasih pada masyarakat yang mau beralih ke transportasi umum seperti KRL karena murah dan cepat," kata Djoko.
Namun, dengan kondisi armada yang terbatas, pilihan masyarakat untuk beralih ke KRL menjadi terbatas. Akibatnya, KRL tetap menjadi primadona transportasi padahal kapasitasnya tidak memadai.
"Pengguna KRL terus bertambah dari 350 ribu per hari pada 2013 menjadi 1 juta per hari sekarang," ungkap Djoko.
Rencana subsidi KRL berbasis NIK tertuang dalam Nota Keuangan RAPBN 2025. Namun, Kementerian Perhubungan menekankan bahwa skema ini masih dalam tahap pembahasan.
"Kajian skema subsidi pakai NIK sudah dilakukan sejak 2023, tapi belum direalisasikan. Kami masih perlu studi internal dan konsultasi publik," jelas Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati.
Adita menegaskan bahwa pemerintah belum berencana menaikkan tarif KRL. Sebab, skema subsidi berbasis NIK perlu memastikan sumber data NIK yang akurat dan valid.
Meskipun wacana subsidi KRL berbasis NIK memiliki tujuan baik, namun perlu mempertimbangkan kondisi armada yang terbatas. Pemerintah perlu memprioritaskan peningkatan jumlah rangkaian KRL agar dapat menampung lebih banyak penumpang dengan nyaman.
