Transjakarta, operator transportasi umum di Jakarta dan sekitarnya, tengah berbenah diri demi menyongsong era kendaraan ramah lingkungan. Operator bus tersebut berencana menghentikan pengadaan bus solar dan beralih sepenuhnya ke bus listrik.

Direktur Operasional dan Keselamatan Transjakarta, Daud Joseph, mengungkapkan bahwa saat ini Transjakarta mengoperasikan 4.700 unit bus yang masih didominasi oleh kendaraan bertenaga solar. Namun, pada masa mendatang, armada bus solar ini akan dipensiunkan secara bertahap.

"Ke depannya, tidak akan ada lagi kontrak baru bus Transjakarta untuk pembelian bus solar. Semuanya akan menggunakan kendaraan listrik," tegas Joseph.

Awal tahun ini, Transjakarta telah menambah 500 unit bus baru, termasuk bus besar, medium, kecil, dan mikro. Khusus untuk bus besar, Transjakarta telah mengalihkannya ke kendaraan listrik. Sementara untuk bus kecil dan medium, pengadaan kendaraan listrik masih belum diputuskan.

Joseph memastikan bahwa tahun ini Transjakarta akan menambah 200 unit bus listrik baru. Dengan demikian, jumlah bus listrik di Jakarta dan sekitarnya akan menjadi 300 unit.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat mendukung penambahan bus listrik. Kami telah menandatangani kontrak tambahan 200 unit bus listrik dengan harga yang 16 persen lebih rendah dari harga generasi pertama," ungkap Joseph.

Menurutnya, biaya operasional bus listrik jauh lebih murah dibandingkan bus solar. Selain itu, bus listrik juga memiliki sejumlah keunggulan, seperti mengurangi kemacetan, menghemat subsidi karena tidak menggunakan bahan bakar solar, dan mengurangi polusi secara signifikan karena tidak menghasilkan emisi.

"Dengan bus listrik, ada tiga manfaat yang bisa kita capai. Pertama, berkurangnya kemacetan karena beralih ke kendaraan umum. Kedua, subsidi berkurang karena tidak pakai solar. Ketiga, polusi berkurang signifikan karena non-emisi," pungkas Joseph.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini