Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan memberikan insentif bagi mobil hybrid. Bagaimana pandangan Hyundai terkait rencana ini? Sebagai produsen yang lebih mengedepankan mobil listrik di Indonesia, Hyundai memiliki pandangannya sendiri.

Menurut Head of Marketing Department Hyundai Motor Asia-Pacific, Sangwook Lee, kendaraan listrik bertenaga baterai menjadi pilihan yang paling cocok untuk peralihan ke era elektrifikasi yang lebih cepat di pasar Indonesia. Meskipun Hyundai memiliki lini mobil hybrid yang bisa dipasarkan di Tanah Air, mobil listrik dianggap lebih menguntungkan bagi konsumen di Indonesia.

Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa pemerintah sedang menggodok aturan terkait insentif mobil hybrid. Insentif tersebut berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang akan ditanggung oleh pemerintah. Besaran PPN untuk mobil hybrid rencananya akan sama dengan besaran insentif yang diberikan untuk mobil listrik .

Saat ini, PKB dan BBNKB mobil hybrid memiliki tarif yang sama dengan mobil bermesin pembakaran internal, yakni 12,5 persen dan 1,75 persen, sehingga totalnya mencapai 14,25 persen. Sementara mobil listrik berbasis baterai mendapatkan PPnBM, PKB, dan BBNKB 0 persen. Selain itu, kendaraan listrik juga mendapatkan diskon pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen menjadi 1 persen dari yang semula 11 persen.

Meskipun insentif untuk mobil hybrid masih dalam pembahasan, Hyundai tetap memproyeksikan bahwa elektrifikasi akan sangat menguntungkan bagi konsumen di Indonesia. Dengan demikian, kendaraan listrik tetap menjadi fokus utama Hyundai dalam menghadapi era perubahan menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini