Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah besar dengan menyiapkan dana sebesar 455 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 7,3 triliun untuk memberikan subsidi penjualan sepeda motor listrik. Dana ini mencakup penjualan 800 ribu sepeda motor listrik baru dan konversi 200 ribu sepeda motor bermesin pembakaran.
Kesenjangan harga antara kendaraan listrik dan kendaraan konvensional menjadi alasan utama pemerintah memberikan insentif pajak dan subsidi untuk mobil listrik, mobil hibrida, dan sepeda motor listrik. Pada tahun 2023, pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi sebesar Rp 1,4 triliun untuk 200.000 unit sepeda motor listrik. Namun, pada tahun 2024, kuota subsidi turun menjadi hanya 50.000 unit, dengan masing-masing pembeli sepeda motor listrik mendapatkan Rp 7 juta per unit.
Meskipun pemerintah telah berupaya memberikan insentif, penjualan sepeda motor listrik masih belum mencapai target yang diharapkan. Hingga saat ini, baru sekitar 15.109 unit sepeda motor listrik subsidi yang tersalurkan, dengan 1.758 unit lainnya terverifikasi dan 12.918 unit dalam proses pendaftaran. Sisa kuota untuk tahun 2024 masih mencapai 570.215 unit dari total kuota 600 ribu unit tahun ini.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dan Ketua Umum Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, menyoroti tantangan yang dihadapi produsen dalam meningkatkan minat konsumen membeli motor listrik. Harganya belum cukup terjangkau dan jarak tempuhnya masih terbatas. Oleh karena itu, produsen perlu berperan aktif dalam mengembangkan kendaraan listrik yang lebih baik.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan, diharapkan penjualan sepeda motor listrik akan terus meningkat dan mendukung target pemerintah untuk memiliki 13 juta unit kendaraan listrik roda dua di jalan pada tahun-tahun mendatang. Mari kita berharap bahwa inisiatif ini akan membawa perubahan positif bagi lingkungan dan mobilitas kita ke depan! 🌱🛵
