Senin, 13 Mei 2024 – Kecelakaan maut yang melibatkan bus kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, Bus Trans Putra Fajar yang mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat. Akibatnya, setidaknya 11 orang meninggal dunia, 12 orang luka berat, dan 20 orang luka ringan. Penyebab kecelakaan ini diduga karena bus mengalami rem blong. Selain itu, bus juga tidak memiliki izin angkutan dan status uji berkala sudah kedaluwarsa. Bus Trans Putra Fajar, bernomor polisi AD-7524-OG, tidak terdaftar dan KIR-nya mati sejak 6 Desember 2023. Bus ini terdaftar milik PT Jaya Guna Hage dan diduga merupakan armada AKDP yang kemudian dijual dan dijadikan bus pariwisata.
Media asing, seperti Associated Press (AP) dan Agence France-Presse (AFP), menyoroti seringnya kecelakaan lalu lintas di Indonesia. AP mencatat bahwa standar keselamatan di Indonesia dinilai buruk, dan kecelakaan sering terjadi. Pada tahun lalu, sebuah bus wisata menabrak papan reklame di Jawa Timur, menewaskan 14 orang dan melukai 19 lainnya. Pada tahun 2021, sebuah bus wisata jatuh ke jurang di resor perbukitan Puncak, Jawa Barat, setelah remnya tidak berfungsi, menewaskan 27 orang dan melukai 39 lainnya. AFP juga menyinggung kecelakaan maut Gran Max yang menabrak bus saat contraflow di Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik Lebaran.
Kendaraan yang tidak terawat dengan baik dan pengabaian terhadap peraturan lalu lintas menjadi faktor penyebab seringnya kecelakaan di Indonesia. Kita harus memperbaiki standar keselamatan dan memastikan kendaraan berada dalam kondisi yang baik agar tragedi semacam ini tidak terulang lagi. Semoga kecelakaan ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati di jalan raya.
Mari kita bersama-sama berupaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan di jalan dan memastikan kendaraan selalu dalam kondisi prima. Semoga korban kecelakaan ini diberikan ketenangan dan keluarga mereka mendapat kekuatan untuk menghadapi cobaan ini. 🙏🏼
