Marak beredar video sabuk baja continuously variable transmission (CVT) rontok di media sosial, kerap memunculkan pertanyaan konsumen apakah perlu sabuk diganti secara berkala. Pasalnya, dampak kerusakan sabuk baja bisa sampai membuat tenaga mobil hilang dan bisa menyebabkan kerusakan komponen lain terutama pulinya.
Jamaludin, Head of Nissan Academy PT Nissan Motor Indonesia (NMI), mengatakan bahwa tidak ada jadwal penggantian sabuk baja secara berkala pada CVT. Penggantian sabuk baja CVT dilakukan hanya ketika memang sudah bermasalah, seperti terjadi selip, judder, dan sebagainya. Perawatan CVT cukup dengan mengganti oli saja secara berkala.
Namun, perlu dilakukan pemeriksaan berkala di bengkel terkait kondisi CVT fluid dan penggantian oli jika sudah mencapai kriteria tertentu, tergantung kondisinya. Konsumen juga perlu memahami cara penggunaan CVT, terutama bagi pengemudi yang sebelumnya menggunakan transmisi manual.
Contoh, ketika parkir saat proses pemindahan dari D (Drive) ke R (Reverse) atau sebaliknya, pengemudi biasanya tidak menunggu kendaraan benar-benar berhenti. Hal ini akan membebani torque converter maupun sabuk bajanya. Pada transmisi manual, pemutusan gaya putaran mesin terjadi di dalam transmisi dengan mengandalkan kopling yang bisa memutus putaran mesin dan roda penggerak secara manual oleh pengemudi. Namun pada CVT, pemutusan gaya putaran mesin terjadi di dalam CVT dengan mengandalkan kopling fluida, dan pemutusan tidak terjadi sepenuhnya karena prinsip kerjanya demikian.
Akibatnya, beban sabuk baja saat bergesekan dengan puli menjadi berat dan memicu terjadinya kerusakan atau keausan. Oleh karena itu, lebih baik memahami cara penggunaan CVT dan melakukan perawatan yang tepat agar CVT tetap awet dan berfungsi dengan baik.
Jadi, kesimpulannya, penggantian sabuk baja CVT tidak perlu dilakukan secara berkala, melainkan hanya ketika ada masalah atau kondisi tertentu yang memang memerlukan perhatian lebih. Semoga informasi ini membantu! 😊