Jakarta – Pasar sepeda motor Indonesia menunjukkan performa yang solid di kuartal pertama 2025, dengan total penjualan mencapai 1.683.262 unit. Meskipun demikian, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan adanya penurunan penjualan pada bulan Maret sebesar 6,8% dibandingkan bulan Februari.

Penjualan bulan Maret tercatat 541.684 unit, menjadi angka terendah dalam tiga bulan pertama tahun ini. Pada Februari, penjualan mencapai 581.227 unit. Bahkan, performa Maret tahun ini berada di bawah rata-rata dua tahun terakhir, yang biasanya selalu di atas 550 ribu unit.

Sayangnya, data AISI terbaru tidak merinci segmentasi penjualan berdasarkan jenis motor (bebek, matic, dan sport). Namun, tren sebelumnya menunjukkan bahwa motor skutik atau matic masih mendominasi pasar domestik dengan pangsa pasar di atas 90%. Sementara itu, pangsa pasar motor bebek dan sport terus menyusut, masing-masing hanya 3,37% dan 2,89% pada Januari 2025.

Di sisi lain, kabar baik datang dari kinerja ekspor. Ekspor motor utuh (CBU) buatan Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Pada Januari 2025, ekspor mencapai 40.878 unit, kemudian naik menjadi 43.899 unit pada Februari, dan mencapai 49.998 unit pada Maret. Total ekspor CBU hingga Maret 2025 mencapai 134.775 unit.

Namun, ekspor komponen motor atau completely knocked down (CKD) mengalami penurunan. Pada Maret 2025, ekspor CKD tercatat 662.285 unit, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 738.084 unit.

Seperti halnya pasar domestik, data terakhir AISI menunjukkan bahwa ekspor sepeda motor Indonesia juga didominasi oleh model skutik atau matic. Ini mengindikasikan bahwa produk motor matic buatan Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar global.

AISI menargetkan penjualan sepeda motor di Indonesia minimal mencapai 6,4 juta unit sepanjang tahun 2025. Target ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun 2024 yang mencatatkan penjualan 6.333.310 unit.

Analisis Lebih Dalam:

Meskipun terjadi penurunan pada bulan Maret, pencapaian kuartal pertama 2025 tetap menjanjikan. Dominasi motor matic yang kuat, baik di pasar domestik maupun ekspor, menunjukkan bahwa preferensi konsumen terus mengarah pada model yang praktis dan efisien ini. Peningkatan ekspor motor CBU juga menjadi sinyal positif bagi industri manufaktur sepeda motor di Indonesia.

Namun, tantangan tetap ada. Penurunan penjualan motor bebek dan sport mengindikasikan perlunya inovasi dan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk menghidupkan kembali minat konsumen terhadap segmen ini. Selain itu, fluktuasi pada ekspor CKD perlu diantisipasi dengan memperkuat rantai pasok dan meningkatkan daya saing komponen lokal.

Secara keseluruhan, industri sepeda motor Indonesia masih memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Dengan fokus pada inovasi produk, peningkatan daya saing, dan strategi pemasaran yang tepat, target penjualan 6,4 juta unit pada tahun 2025 bukan tidak mungkin untuk dicapai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini