Busi adalah jantung pengapian motor. Komponen kecil ini punya peran krusial dalam menghasilkan percikan api yang membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Akibatnya, kinerja busi akan menurun seiring pemakaian, dan penggantian secara berkala jadi mutlak demi menjaga performa mesin. Tapi, kapan waktu yang tepat untuk mengganti busi motor?
Banyak pemilik motor masih bingung menentukan kapan busi harus diganti. Padahal, membiarkan busi aus bukan hanya menurunkan performa, tapi juga bisa memicu masalah yang lebih serius, bahkan mogok di jalan.
Tiga Indikator Penting Penggantian Busi:
-
Jarak Tempuh Jadi Patokan Utama:
Cara paling mudah dan direkomendasikan adalah berdasarkan jarak tempuh. Angka ideal penggantian busi umumnya berkisar antara 6.000 hingga 10.000 kilometer. Lihat buku manual kendaraan Anda untuk rekomendasi spesifik dari pabrikan. Bayangkan saja, setiap dua kali ganti oli mesin, sekalian ganti busi! Ini adalah cara paling preventif untuk menghindari masalah.
-
Rasakan Perubahan Pada Motor:
Jangan abaikan "feeling" saat berkendara. Jika motor mulai terasa sulit dihidupkan, tarikan terasa berat dan kurang responsif, atau tenaga mesin berkurang secara signifikan, kemungkinan besar busi sudah minta diganti. Indikasi ini menandakan busi tidak lagi mampu menghasilkan percikan api yang optimal.
-
Inspeksi Visual: Bongkar dan Periksa Kondisi Busi:
Cara paling akurat adalah dengan melepas busi dari silinder head dan memeriksanya secara visual. Perhatikan elektroda busi (ujung busi yang menghasilkan percikan api). Busi yang masih bagus memiliki elektroda yang berbentuk kotak atau silindris dengan warna abu-abu terang atau coklat muda.
Jika elektroda sudah berubah bentuk menjadi oval, terlihat aus, atau ditutupi oleh kerak karbon hitam (jelaga), itu artinya busi sudah tidak layak pakai dan harus segera diganti. Warna elektroda yang terlalu putih juga menandakan masalah pada campuran bahan bakar atau panas mesin yang berlebihan.
Jangan Tunda! Dampak Busi Aus Lebih dari Sekadar Performa Turun:
Mengabaikan penggantian busi yang sudah aus bisa berakibat fatal. Selain performa mesin yang menurun, konsumsi bahan bakar bisa meningkat, dan bahkan berpotensi merusak komponen mesin lainnya. Percikan api yang lemah dari busi yang aus bisa menyebabkan pembakaran tidak sempurna, yang pada akhirnya bisa merusak katalitik konverter (pada motor yang dilengkapi).
Tips Tambahan:
- Gunakan busi yang direkomendasikan oleh pabrikan motor Anda. Perbedaan spesifikasi busi bisa mempengaruhi kinerja mesin dan umur pakai busi.
- Pastikan busi terpasang dengan kencang namun tidak terlalu kuat, untuk menghindari kerusakan pada ulir silinder head.
- Periksa kondisi busi secara berkala, terutama jika Anda sering berkendara dalam kondisi ekstrim (misalnya, sering melewati jalanan macet atau medan off-road).
Dengan memperhatikan indikator-indikator di atas dan melakukan penggantian busi secara teratur, Anda bisa menjaga performa motor tetap optimal dan menghindari masalah yang tidak diinginkan. Jangan biarkan busi aus membuat Anda repot di jalan!