Area Continuously Variable Transmission (CVT) pada motor matic seringkali luput dari perhatian. Padahal, tumpukan debu di dalamnya bisa jadi biang kerok masalah serius yang menguras dompet. Banyak pemilik motor matic yang abai, menganggap sepele, padahal dampaknya jangka panjangnya bisa bikin gigit jari.
Seperti yang diungkapkan oleh Heri, mekanik dari bengkel Jaya Motor di bilangan Jakarta Selatan, debu yang menumpuk dalam CVT bukan cuma soal estetika. "Debu itu kayak amplas halus. Dia bikin komponen di dalam CVT, seperti roller, v-belt, dan kampas kopling, jadi aus lebih cepat," jelasnya.
Tarikan Loyo dan Getar Jadi Gejala Awal
Gejala awal yang sering dirasakan adalah tarikan motor yang terasa berat atau loyo. Motor jadi kurang responsif saat digas. Selain itu, getaran pada bodi motor juga semakin terasa, terutama saat kecepatan rendah.
"Banyak yang ngira itu cuma karena motor sudah tua. Padahal, itu tanda-tanda CVT-nya bermasalah karena debu," lanjut Heri.
V-Belt Putus di Jalan? Siap-siap Mogok!
Jika dibiarkan terus-menerus, debu akan mempercepat kerusakan v-belt. V-belt yang aus berisiko putus di jalan. "Kalau v-belt putus, ya sudah, motor mogok. Harus didorong atau diangkut pakai mobil," kata Heri.
Biaya Perbaikan Bisa Lebih Mahal dari Ganti Oli
Biaya perbaikan CVT yang rusak akibat debu bisa berkali-kali lipat lebih mahal daripada biaya ganti oli rutin. Komponen yang rusak biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa sekaligus, seperti roller, v-belt, kampas kopling, bahkan rumah CVT.
"Kalau sudah parah, biaya perbaikannya bisa jutaan rupiah. Mending rutin dibersihkan daripada harus turun mesin," tegas Heri.
Rutin Bersihkan CVT, Investasi Jangka Panjang
Heri menyarankan pemilik motor matic untuk rutin membersihkan CVT setiap 6.000 – 8.000 kilometer. Proses pembersihan cukup sederhana, yaitu membuka cover CVT, membersihkan area dengan kuas dan cairan pembersih khusus, lalu mengeringkannya.
"Kalau enggak mau repot, bisa dibawa ke bengkel. Biaya pembersihannya juga enggak mahal, kok," ujarnya.
Jalan Berdebu? Lebih Sering Dicek!
Heri juga mengingatkan bahwa lingkungan tempat motor digunakan berpengaruh besar terhadap tingkat penumpukan debu. Motor yang sering digunakan di jalanan berdebu atau saat musim kemarau, sebaiknya lebih sering diperiksa dan dibersihkan CVT-nya.
Dengan rutin membersihkan CVT, performa motor matic akan tetap optimal, umur pakai komponen lebih panjang, dan yang paling penting, terhindar dari biaya perbaikan yang mahal. Jangan sepelekan debu di CVT!