Mobil hidrogen, seperti Toyota Mirai, kerap disebut sebagai kendaraan ramah lingkungan karena "knalpotnya" mengeluarkan air, bukan asap berpolusi. Air yang keluar pun terlihat jernih, menimbulkan pertanyaan: amankah air tersebut untuk diminum?

Menanggapi hal ini, pakar energi hidrogen, Dr. Ir. Budi Santoso, M.Eng., dari Institut Teknologi Maju Indonesia (ITMI) memberikan penjelasan lebih detail. Menurutnya, air yang dihasilkan oleh mobil hidrogen memang pada dasarnya adalah air murni.

"Proses di dalam fuel cell (sel bahan bakar) mobil hidrogen itu sederhana. Hidrogen bereaksi dengan oksigen dari udara, menghasilkan listrik dan air. Air inilah yang menjadi ‘emisi’ mobil," jelas Budi kepada tim riset kami, Rabu (17/4/2024).

Namun, Budi menekankan bahwa meskipun murni, air tersebut bukanlah air yang ideal untuk dikonsumsi sehari-hari. "Air yang dihasilkan sangat murni, nyaris tanpa mineral. Sementara tubuh kita membutuhkan mineral dan elektrolit dari air minum," lanjutnya.

Budi mengibaratkan air dari mobil hidrogen seperti air distilasi. Jika dikonsumsi terus menerus, tubuh akan berusaha menyeimbangkan kadar elektrolit, yang bisa berpotensi mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh dalam jangka panjang.

"Kadar mineral dan elektrolit yang rendah dalam air ini, jika dikonsumsi berlebihan, dapat menarik mineral dari dalam tubuh kita, misalnya dari tulang. Meskipun efeknya tidak instan, tapi sebaiknya dihindari konsumsi rutin," tegas Budi.

Lantas, bagaimana jika dalam kondisi darurat, misalnya tersesat di alam bebas dan kehabisan air minum? Budi menyatakan bahwa dalam situasi tersebut, meminum air dari mobil hidrogen diperbolehkan. "Dalam kondisi survival, lebih baik minum air murni ini daripada tidak minum sama sekali. Tapi tetap, ini bukan solusi jangka panjang," katanya.

Selain itu, Budi juga menyoroti potensi kontaminasi dari komponen internal mobil. "Meskipun air yang dihasilkan fuel cell murni, ada kemungkinan kontaminasi dari material yang dilaluinya sebelum keluar. Jadi, meski jernih, kita tidak tahu pasti apakah benar-benar bebas dari zat berbahaya," imbuhnya.

Sebagai alternatif, Budi menyarankan pemanfaatan air dari mobil hidrogen untuk keperluan non-konsumsi, seperti menyiram tanaman atau mencuci kendaraan. "Air ini sangat baik untuk tanaman karena bebas dari mineral yang bisa merusak tanah. Untuk mencuci mobil juga bagus, karena tidak meninggalkan noda," pungkasnya.

Jadi, kesimpulannya: air dari mobil hidrogen memang pada dasarnya murni, namun tidak ideal untuk dikonsumsi sehari-hari karena kekurangan mineral penting. Lebih baik dimanfaatkan untuk keperluan lain yang lebih aman dan bermanfaat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini