Jakarta – Porsche, nama yang identik dengan mobil sport berperforma tinggi, ternyata punya akar sejarah yang menarik. Jauh sebelum mendominasi lintasan balap dan jalan raya, Porsche memulai perjalanannya dari sebuah kantor desain sederhana.
Pada tahun 1938, di Zuffenhausen, Jerman, Ferdinand Porsche mendirikan kantor konstruksi teknik. Namun, impian untuk menciptakan mobil dengan merek Porsche sendiri baru terwujud setelah Perang Dunia II berakhir.
Tanggal 8 Juni 1948 menjadi momen bersejarah. Porsche 356 "No.1" Roadster secara resmi diperkenalkan dan mendapatkan izin operasional. Produksi perdana dilakukan di Gmünd, Austria, dengan hanya 52 unit dirakit secara manual. Mobil-mobil ini, berbekal bodi aluminium dan kursi belakang seadanya, menjadi cikal bakal kejayaan Porsche.
Produksi di Austria berlangsung hingga 1950. Setelah kembali ke Jerman, tantangan menghadang. Pabrik Porsche di Zuffenhausen masih diduduki pasukan sekutu. Solusinya, Porsche menyewa ruang produksi di Reutter Plant II, sebuah perusahaan pembuat bodi mobil yang berlokasi di seberang jalan.
Kerjasama strategis ini memungkinkan Reutter memproduksi, mengecat, dan melengkapi bodi mobil secara utuh di pabrik mereka hingga tahun 1953. Unit pertama Porsche 356 rakitan Zuffenhausen selesai pada 6 April 1950. Hingga akhir tahun itu, 317 unit berhasil diproduksi.
Kesuksesan di arena balap dan permintaan ekspor yang tinggi mendorong Porsche 356 menjadi sangat populer. Hal ini mengukuhkan posisi Porsche sebagai merek otomotif yang diperhitungkan.
Karena keterlambatan pengembalian Werk 1 (Pabrik 1) oleh militer AS, Porsche menunjuk arsitek Rolf Gutbrod untuk merancang Werk 2 (Pabrik 2). Pabrik baru ini dibangun di atas lahan yang dibeli dari Reutter dan mulai beroperasi pada tahun 1952, kemudian diperluas pada tahun 1954.
Pada akhir tahun 1955, Porsche akhirnya kembali menempati gedungnya sendiri di Werk 1, Zuffenhausen. Dari sinilah, Porsche terus berkembang dan melahirkan model-model ikonik lainnya yang kita kenal hingga saat ini. Kisah awal Porsche 356 menjadi bukti bahwa kesuksesan besar seringkali berawal dari langkah-langkah kecil yang penuh inovasi dan kerja keras.