Jakarta – Kebijakan tarif impor yang diterapkan mantan Presiden AS, Donald Trump, terhadap kendaraan dan suku cadang impor ternyata membawa dampak signifikan bagi pasar otomotif di Amerika Serikat. Para ahli ekonomi memprediksi harga mobil di Negeri Paman Sam akan mengalami kenaikan drastis dalam waktu dekat.
Profesor Ekonomi dari MSU Denver, Dr. Kishore Kulkarni, bahkan memperkirakan harga mobil akan langsung meroket mulai pekan depan. Dampak yang lebih besar diperkirakan akan terasa dalam beberapa bulan mendatang. "Tidak diragukan lagi, harga mobil pekan depan akan lebih mahal dibandingkan hari ini," tegas Kulkarni.
Meskipun sulit memprediksi angka pastinya, Kulkarni memperkirakan kenaikan harga bisa mencapai US$ 8.000 hingga US$ 15.000 (sekitar Rp 133 juta hingga Rp 251 juta). Angka ini mencerminkan dinamika pasar yang terjadi pasca pemberlakuan tarif impor.
Prediksi serupa juga datang dari Lab Keuangan Universitas Yale. Mereka memperkirakan kenaikan rata-rata harga mobil di AS mencapai 13,5 persen, atau sekitar US$ 6.400 (Rp 110 juta) untuk mobil-mobil yang umum digunakan. Untuk mobil impor seperti Hyundai dan Kia, kenaikan diperkirakan akan lebih tinggi.
Kepanikan konsumen terlihat jelas setelah pengumuman kebijakan tarif impor. Banyak yang berbondong-bondong mendatangi dealer mobil untuk membeli kendaraan sebelum harga melonjak. Kekhawatiran ini didorong oleh kebijakan impor Trump serta potensi penghentian produksi oleh beberapa pabrikan di AS.
Kebijakan baru ini akan berdampak pada semua mobil di AS, baik yang diimpor maupun dirakit secara lokal. Kulkarni menjelaskan bahwa industri otomotif sangat kompleks dan saling terkait. Bahkan mobil yang diklaim "buatan dalam negeri" pun masih bergantung pada komponen dari negara lain.
"Bahkan Tesla, yang sering dibanggakan sebagai mobil Amerika, masih menggunakan suku cadang impor dari negara mitra," ungkap Kulkarni. Ia menambahkan bahwa perakitan, mesin, dan suku cadang bodi mobil seringkali berasal dari tempat yang berbeda.
Kulkarni juga mengingatkan bahwa kenaikan harga mobil baru akan memicu lonjakan permintaan dan harga mobil bekas. Selain itu, biaya servis dan perbaikan kendaraan juga berpotensi mengalami kenaikan. Kebijakan tarif impor ini berpotensi menciptakan efek domino yang signifikan bagi seluruh ekosistem otomotif di AS.