Perusahaan teknologi raksasa asal China, Huawei, kembali membuat gebrakan di industri kendaraan listrik (EV). Kali ini, mereka siap meluncurkan supercharger dengan daya 1,5 megawatt (MW) pada 22 April mendatang. Charger revolusioner ini menjanjikan pengisian daya super cepat yang akan mengubah lanskap penggunaan EV.
Dengan daya 1,5 juta watt dan arus pengisian mencapai 2.400 Ampere, charger Huawei diklaim mampu mengisi daya baterai mobil listrik dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Presiden Digital Energy Huawei, Hou Jinlong, mengungkapkan bahwa teknologi ini mampu mengisi daya 20 kWh per menit.
Yang lebih mencengangkan, Huawei mengklaim bahwa dengan supercharger ini, pengisian daya mobil listrik dari kosong hingga penuh hanya membutuhkan waktu 15 menit! Klaim ini tentu sangat menarik bagi para pemilik EV yang selama ini merasa terganggu dengan lamanya waktu pengisian daya.
Meski demikian, Huawei tampaknya lebih memfokuskan teknologi ini untuk kendaraan komersial, khususnya truk-truk berat. Jinlong menjelaskan bahwa pengisian daya cepat sangat krusial untuk mendukung peralihan truk-truk heavy-duty ke tenaga listrik. "Untuk truk heavy-duty beralih menjadi kendaraan listrik seutuhnya tentu membutuhkan pengecasan yang cepat dan di bawah 30 menit (hingga penuh)," ujarnya.
Persaingan Semakin Sengit
Langkah Huawei ini semakin memanaskan persaingan di pasar charger mobil listrik. Pabrikan otomotif China lainnya, seperti Zeekr dan BYD, juga berlomba-lomba mengembangkan teknologi pengisian daya super cepat.
Zeekr dikabarkan akan meluncurkan charger berdaya 1,2 MW pada kuartal kedua 2025. Charger ini akan melengkapi jajaran charger Zeekr yang sudah ada, yang mayoritas memiliki daya antara 360-800 kW.
Sementara itu, BYD juga tidak mau kalah dengan menyiapkan charger cepat berdaya 1 MW. Ambisi BYD bahkan lebih besar, dengan target memasang 500 unit charger pertamanya di China pada April 2025.
Implikasi bagi Industri EV
Perkembangan teknologi pengisian daya super cepat ini memiliki implikasi yang sangat besar bagi industri EV secara global. Waktu pengisian daya yang lebih singkat akan menghilangkan salah satu hambatan utama dalam adopsi EV, yaitu range anxiety.
Dengan waktu pengisian daya yang setara dengan mengisi bahan bakar kendaraan konvensional, EV akan menjadi pilihan yang lebih menarik bagi konsumen. Selain itu, teknologi ini juga akan mempercepat elektrifikasi sektor transportasi komersial, yang selama ini bergantung pada bahan bakar fosil.
Kehadiran supercharger dari Huawei dan pabrikan China lainnya menandakan bahwa masa depan kendaraan listrik semakin dekat. Persaingan yang ketat di pasar charger juga akan mendorong inovasi lebih lanjut, sehingga konsumen akan mendapatkan manfaat dari teknologi yang semakin canggih dan efisien.