Jakarta – Gelombang elektrifikasi otomotif semakin deras. Nissan, raksasa otomotif asal Jepang, dikabarkan tengah menyiapkan amunisi baru untuk menggempur pasar mobil listrik (EV) entry-level. Sebuah city car listrik dengan harga di bawah €20.000 atau sekitar Rp 340 jutaan, diproyeksikan hadir pada tahun 2026. Jika terealisasi, mobil ini berpotensi menjadi salah satu EV termurah di pasaran.

Langkah ini menjadi krusial bagi Nissan dalam memperkuat posisinya di segmen EV, khususnya di pasar Eropa. City car listrik ini akan melengkapi jajaran EV mereka yang sudah ada, seperti Micra EV, Leaf, dan Juke EV, serta membidik konsumen yang mencari solusi mobilitas ramah lingkungan dengan harga yang lebih terjangkau.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa platform yang digunakan adalah AmpR Small EV (CMF-BEV) milik Renault. Platform ini juga menjadi basis bagi Renault 5 EV dan Twingo EV. Kolaborasi ini mengindikasikan sinergi yang kuat antara Nissan dan Renault dalam mengembangkan teknologi EV.

Meski berbagi platform, Nissan menegaskan akan merancang desain mobil listrik ini secara mandiri. Langkah ini sejalan dengan strategi efisiensi biaya dan percepatan produksi. Dengan desain yang khas Nissan, city car ini diharapkan mampu menarik perhatian konsumen dengan karakter yang berbeda dari model Renault.

Peluang Pasar Asia, Termasuk Indonesia?

CEO Renault, Luca de Meo, sempat memberikan indikasi menarik terkait potensi produksi versi setir kanan dari Twingo EV. Keputusan ini, menurutnya, bergantung pada langkah Nissan dalam proyek ini. Jika Nissan memproduksi model kembarannya, peluang menghadirkan versi setir kanan semakin besar.

Implikasi dari produksi versi setir kanan sangat signifikan. Pasar Asia, termasuk Indonesia, yang didominasi oleh kendaraan setir kanan, menjadi target potensial. Mobil listrik murah Nissan ini berpotensi menjadi solusi mobilitas ramah lingkungan yang terjangkau bagi konsumen Indonesia.

Kehadiran mobil listrik terjangkau tentu menjadi angin segar bagi perkembangan ekosistem EV di Indonesia. Harga yang kompetitif akan menjadi faktor penentu dalam meningkatkan adopsi kendaraan listrik di kalangan masyarakat.

Restrukturisasi Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi

Proyek mobil listrik murah ini juga merupakan bagian dari restrukturisasi aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi. Renault kini memimpin pengembangan platform AmpR Small/CMF-BEV, sementara Nissan fokus pada AmpR Medium/CMF-EV untuk model yang lebih besar.

Selain itu, Nissan tidak lagi diwajibkan untuk berinvestasi di Ampere, unit bisnis kendaraan listrik Renault. Renault juga mengambil alih 51% saham Nissan di perusahaan patungan mereka di India, yang diharapkan dapat membantu Nissan lebih fokus pada efisiensi biaya.

Langkah-langkah restrukturisasi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Nissan di pasar global dan memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada pengembangan teknologi dan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar.

Dengan tren kendaraan listrik yang terus berkembang, mobil listrik murah Nissan ini berpotensi menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang ingin beralih ke mobil listrik dengan harga terjangkau. Kehadirannya di pasar Asia, khususnya Indonesia, akan menjadi babak baru dalam era elektrifikasi otomotif. Kita tunggu saja!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini