Jakarta – Kecelakaan tragis menimpa mobil listrik Xiaomi SU7 di Provinsi Anhui, China, pada Sabtu (29/3/2025), merenggut nyawa tiga mahasiswi. Insiden ini menjadi sorotan tajam karena merupakan kecelakaan fatal pertama yang melibatkan kendaraan listrik Xiaomi sejak peluncurannya pada Maret 2024.

Menurut keterangan resmi dari Xiaomi, mobil yang terlibat adalah varian standar SU7 yang mengandalkan sistem navigasi berbasis visi, tanpa dukungan LiDAR. Saat kejadian, mobil melaju dalam mode Navigation on Autopilot (NOA) dengan kecepatan 116 km/jam.

Nahas, mobil mendekati zona konstruksi yang menghalangi jalur. Sistem otomatis kemudian mengeluarkan peringatan dan mulai memperlambat laju kendaraan. Pengemudi sempat mengambil alih kemudi dan menginjak rem, namun upaya itu tak membuahkan hasil maksimal. Mobil menabrak tiang beton dengan kecepatan 97 km/jam.

Laporan dari media China, Car News China, menyebutkan bahwa mobil terbakar usai tabrakan, dan pintu terkunci, menjebak para penumpang di dalam. Namun, klaim ini dibantah oleh Xiaomi. Pihak perusahaan menegaskan bahwa setiap pintu SU7 dilengkapi dengan tuas darurat mekanis yang tetap berfungsi meski baterai mobil mengalami kerusakan.

Pasca-kecelakaan, sistem panggilan darurat (eCall) otomatis menghubungi layanan darurat. Polisi dan petugas medis tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 11 malam. Fakta lain yang terungkap, mobil tersebut dikendarai oleh bukan pemilik resmi saat kejadian.

Tragedi ini memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham. Harga saham Xiaomi Group (01810.HK) sempat merosot lebih dari 5% setelah pernyataan resmi dirilis.

Menyikapi insiden ini, Xiaomi telah membentuk tim investigasi khusus yang bekerja sama dengan pihak berwenang. Mereka berjanji untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dan menjamin transparansi selama proses investigasi berlangsung.

Kecelakaan ini memicu perdebatan mengenai keamanan dan keandalan fitur otonom pada kendaraan listrik. Pertanyaan besar muncul mengenai efektivitas sistem navigasi berbasis visi dalam kondisi lalu lintas yang kompleks dan adanya potensi gangguan di jalan.

Insiden ini juga menjadi pengingat bagi para pengemudi untuk selalu waspada dan siap mengambil alih kendali, bahkan saat menggunakan fitur otonom. Kepercayaan berlebihan pada teknologi tanpa kewaspadaan pengemudi bisa berakibat fatal.

Penyelidikan mendalam diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan kendaraan listrik di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini