Mobil dengan penggerak roda depan (FWD) makin populer di jalanan. Salah satu alasannya, banyak yang percaya kalau FWD lebih hemat bahan bakar daripada mobil penggerak roda belakang (RWD). Tapi, benarkah demikian? Mari kita bedah lebih dalam.

Secara sederhana, FWD memang dirancang untuk efisiensi. Seorang mekanik berpengalaman dari sebuah bengkel di Yogyakarta, menjelaskan bahwa kunci perbedaan konsumsi BBM terletak pada konstruksi yang lebih ringkas.

"Saat roda penggerak diputar, terasa sekali bedanya. FWD lebih ringan," ujarnya. Dalam pengujian sederhana, roda FWD relatif mudah diputar dengan satu tangan, sementara RWD terasa jauh lebih berat, bahkan membutuhkan tenaga dua tangan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk memutar sistem penggerak roda berbeda signifikan.

Kenapa bisa begitu? Pada mobil FWD, mesin biasanya terletak di depan dan langsung terhubung ke transmisi serta gardan yang berada dalam satu unit. Dari situ, tenaga langsung disalurkan ke roda depan melalui axle shaft. Rangkaian yang lebih pendek ini mengurangi kehilangan energi akibat gesekan dan bobot komponen.

Sebaliknya, mobil RWD dengan mesin di depan memiliki jalur penyaluran tenaga yang lebih panjang dan kompleks. Tenaga dari mesin harus melewati transmisi, lalu ditransfer ke propeller shaft yang panjang menuju gardan di bagian belakang mobil. Dari gardan, tenaga baru didistribusikan ke roda belakang. Komponen-komponen ini, termasuk propeller shaft dan gardan, dibuat lebih besar dan kokoh untuk menahan gaya puntir yang besar. Akibatnya, bobot keseluruhan mobil pun bertambah.

"Komponen RWD lebih besar dan kuat karena harus tahan terhadap gaya puntir. Bobot yang lebih berat ini membebani mesin dan bikin boros BBM," jelasnya.

Bayangkan rantai sepeda. Rantai yang lebih pendek dan lurus tentu akan lebih efisien dalam menyalurkan tenaga daripada rantai yang panjang dan berbelok-belok. Begitu pula dengan sistem penggerak roda pada mobil.

Namun, perlu diingat, efisiensi BBM tidak hanya ditentukan oleh sistem penggerak. Gaya mengemudi, beban muatan, kondisi jalan, dan kepadatan lalu lintas juga memainkan peran penting. Mobil FWD yang dikendarai dengan agresif atau membawa beban berlebih tetap bisa boros.

Jadi, meskipun FWD cenderung lebih irit karena konstruksinya yang lebih sederhana dan ringan, faktor-faktor lain juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan efisiensi bahan bakar yang optimal. Sistem penggerak hanyalah salah satu kepingan puzzle dalam konsumsi BBM sebuah mobil.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini