Berkendara di jalan tol memang menawarkan kecepatan dan efisiensi. Namun, seringkali pengemudi terlena dan melakukan kebiasaan buruk yang berpotensi memicu kecelakaan. Apa saja itu?
Menurut pengamat keselamatan berkendara, Irwan Soetrisno, ada beberapa faktor utama yang kerap diabaikan pengemudi di jalan bebas hambatan. Yang paling sering terjadi adalah gangguan konsentrasi.
"Banyak yang meremehkan bahaya menggunakan ponsel saat mengemudi. Padahal, sekadar membalas pesan singkat saja sudah cukup untuk mengalihkan perhatian dan menurunkan kemampuan reaksi," ujar Irwan, baru-baru ini.
Irwan menambahkan, kecepatan tinggi di jalan tol memperparah risiko akibat gangguan konsentrasi. "Di kecepatan 100 km/jam, sepersekian detik saja lengah, mobil sudah melaju puluhan meter tanpa terkontrol," tegasnya.
Selain ponsel, faktor kelelahan juga menjadi ancaman serius. Jalan tol yang lurus dan monoton seringkali membuat pengemudi mengantuk atau mengalami microsleep.
"Banyak yang mencoba melawan kantuk dengan minum kopi atau membuka jendela. Padahal, itu hanya solusi sementara. Yang paling efektif adalah berhenti dan beristirahat sejenak," kata Irwan.
Irwan menyarankan agar pengemudi merencanakan perjalanan dengan baik, termasuk menentukan titik-titik istirahat. "Jangan paksakan diri jika sudah merasa lelah. Lebih baik terlambat daripada tidak sampai tujuan sama sekali," imbuhnya.
Lebih lanjut, Irwan menyoroti pentingnya menjaga jarak aman dengan kendaraan lain. "Banyak pengemudi yang terlalu dekat dengan mobil di depannya, sehingga tidak punya cukup waktu untuk bereaksi jika terjadi pengereman mendadak," jelasnya.
Terakhir, Irwan mengingatkan agar pengemudi selalu mematuhi rambu lalu lintas dan batas kecepatan yang berlaku. "Jalan tol bukan arena balap. Utamakan keselamatan, bukan kecepatan," pungkasnya.