Jakarta – Presiden Joko Widodo kembali terlihat menggunakan mobil listrik BMW i7 dalam acara buka puasa bersama Presiden terpilih Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Rabu (27/3). Penggunaan mobil mewah bertenaga listrik ini memunculkan spekulasi tentang komitmen pemerintah dalam mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan di kalangan pejabat tinggi negara.
Mobil berwarna abu-abu dengan nomor polisi BK 1235 itu sebelumnya juga sempat digunakan oleh Bobby Nasution dan Kaesang Pangarep pada acara pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Oktober tahun lalu. Fakta ini menimbulkan pertanyaan: Apakah BMW i7 ini merupakan kendaraan protokoler khusus yang disiapkan untuk acara-acara penting kenegaraan?
Lebih dari sekadar kendaraan mewah, BMW i7 adalah simbol teknologi otomotif terkini. Dengan harga mencapai Rp 3,4 miliar (off the road) saat peluncurannya, mobil ini menawarkan performa tinggi dan jarak tempuh yang mengesankan. Ditenagai oleh dua motor listrik, BMW i7 mampu menghasilkan tenaga 544 dk dan torsi 795 Nm, memungkinkan akselerasi 0-100 km/jam dalam 4,7 detik. Baterainya diklaim mampu menempuh jarak 590-625 km.
Penggunaan BMW i7 oleh Presiden Jokowi di tengah momentum transisi kepemimpinan ini dapat dilihat sebagai pesan yang kuat. Pemerintah seolah ingin menegaskan dukungannya terhadap pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini sejalan dengan berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan untuk mendorong penggunaan mobil listrik, termasuk insentif pajak dan pembangunan infrastruktur pengisian daya.
Namun, pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah penggunaan mobil listrik mewah seperti BMW i7 ini relevan untuk masyarakat luas? Sementara harga mobil listrik masih tergolong mahal, tantangan utama terletak pada bagaimana membuat teknologi ini lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Selain itu, infrastruktur pengisian daya juga perlu diperluas secara merata di seluruh Indonesia. Jika tidak, adopsi mobil listrik akan terbatas pada kalangan tertentu saja.
Penggunaan BMW i7 oleh Presiden Jokowi memang menjadi sorotan. Namun, tantangan sebenarnya adalah bagaimana menjadikan mobil listrik bukan hanya sekadar simbol kemewahan, tetapi juga solusi transportasi yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah dan pihak terkait perlu terus bekerja keras untuk mengatasi berbagai hambatan dan mewujudkan visi Indonesia sebagai negara produsen dan pengguna kendaraan listrik yang terkemuka.